-

FIQO

Soal Bahasa Indonesia Persiapan UN 2017 Bidang Sastra

 

SOAL UN SASTRA INDONESIA

1.          Bacalah kutipan cerpen berikut dengan cermat!

“Den Woro … Neng Rahayu kejang-kejang. Sekarang sedang ditolong Mbah Abdullah tetangga sebelah rumah. Saya sudah coba telepon Ibu Titah, tapi HP-nya sibuk terus. Bagaimana ini, Den …?” tangis Mbok Min meledak.

 

Kalimat bermajas pada kutipan cerpen tersebut adalah …

A.    Neng Rahayu kejang-kejang.

B.     Sekarang sedang ditolong Mbah Abdullah.

C.     Mbah Abdullah tetangga sebelah rumah.

D.    Saya sudah coba telepon Ibu Titah.

E.     HP-nya sibuk terus.

Cermatilah kutipan cerpen berikut untuk soal nomor 2 dan 3!

     Aku tahu emak tentu tidak akan datang. Tidak mau, katanya tidak pantas. “Sekolah itu kan tempat priyayi lho, Gus. Emakmu ini apakah, ndak ilok kalau berada di tempat itu.”

    “Oalah, Mak, Mak! Priyayi itu zaman dulu, sekarang ini orang sama saja, yang membedakan itu kan isinya,” aku menekankan telunjuk ke keningku.

    “Itulah Gus yang Emak maksudkan priyayi. Emak tidak mau ke tempat yang angker itu. Nanti Emakmu ini hanya akan jadi tontonan saja, karena plonga-plongo kayak kerbau. Kasihan kamu, Gus.”

2.      Watak tokoh Emak dalam kutipan cerpen tersebut adalah….

A.    jujur, baik, pengertian

B.     rendah hati, rendah diri

C.     penuh pengertian, lugu

D.    tidak sombong, baik, optimis

E.     rendah hati, lugu, penuh pengertian

3.      Masalah yang diungkapkan pada teks tersebut adalah….

A. rasa canggung Agus kepada sang ibu

B. Agus yang tidak mau mengakui sang ibu

C. tokoh ibu yang tidak mau diatur anaknya

D. perasaan malu seorang ibu untuk datang ke sekolah anaknya

D. tokoh Agus yang memaksa ibunya untuk menemani dia ke sekolah

4.   Cermatilah kutipan cerpen berikut!

     Ceritanya hari itu, 10 November, sejak pagi hujan gerimis terus turun. Di bawah rintik-rintik hujan Bapak memasang bendera, kemudian dari teras rumah dipandanginya bendera yang mulai basah terkena air hujan. Rupanya Bapak tidak rela jika benderanya basah. Oleh karena itu, kemudian dicabutnya tiang bendera yang terbuat dari bambu itu dan dipanggulnya menuju tempat yang teduh. Tak lama kemudian hujan reda, dipasangnya kembali tiang itu di halaman. Namun, ketika beberapa jam kemudian hujan hujan turun lagi. Lantas diambilnya lagi tiang bendera itu dan dibawa ke tempat yang teduh.

     Hal itu terjadi sampai beberapa kali. Tentu saja melihat ulah Bapak seperti itu, Mas Adi calon suami Mbak Nurul tertawa. Dan hal itu membuat kakakku malu.

     Setelah makan siang dengan suara keras kakakku bercerita,” Ibu kenal Pak Samsuri, Pakde Mas Adi? Dia juga pejuang Angkatan ’45. Dulu katanya pernah berjuang bersama Bapak, tapi orangnya sederhana ya, Bu. Tidak pernah menunjukkan kalau dirinya mantan pejuang.”

     Dia terus bicara seperti penyiar radio yang tanpa meminta pendapat pendengarnya. Kami semua tahu untuk siapa cerita itu ditujukan dan Bapak mengerti kalau kakakku tengah menyindirnya. Dengan kalem Bapak menyahut,” Samsuri itu tentara, tapi tak pernah ikut perang, tugasnya di bagian logistik. Jadi tahunya, ya, makanan saja. Bilang sama Adi, pacarmu itu kalau pakdenya tentara yang takut sama bedil!”

     Mendengar omongan Bapak seperti itu, Mbak Nurul sangat tersinggung. Akibatnya dia tidak mau bicara dengan Bapak sampai beberapa hari.

                                                                        Dikutip dari:Benderaku, Atfi Lailia K, dengan sedikit perubahan

          Konflik yang terdapat dalam kutipan cerpen tersebut adalah…

A.    Ketidakrelaan Bapak tinggal di rumah.

B.     Rasa penyesalan Bapak menjadi pejuang.

C.     Mbak Nurul merasa sedih terhadap Bapak.

D.    Perasaan marah Mbak Nurul kepada Bapak.

E.     Perasaan marah Bapak terhadap seisi rumah.

5.      Cermatilah kutipan cerpen berikut!

“Tetapi aku tidak suka dipanggil ‘domba’, ‘kucing’, atau ‘anjing’.”

“Lalu? Apa aku harus ikut-ikutan mempergunakan kata-kata indah untuk menyatakan panggilan cinta?”

Suryono terhenyak. Selamanya dia memang tidak pernah dipanggil dengan mempergunakan panggilan ungkapan cinta. Di Solo, semua orang menghargainya lewat panggilan ‘bandoro’. Bahkan ada yang memanggilnya ‘gusti’ karena dia masih keturunan raja.

“Apa yang kau inginkan?” desak Jeanette.

“Panggillah ‘Mas’.”

     “Ah, Maaaz. Apa itu Maaaz?” ucap Jeanette dengan tawa melengking. “My Pet, My Lamb, Cherie, itu yang paling indah.”

    “Pokoknya aku tidak mau kau panggil dengan sebutan binatang!” Suara Suryono meninggi.

    Jeanette mengatupkan bibirnya. Ruangan itu mendadak sepi. Pada akhirnya toh soal panggilan ini menjadi bahan untuk bertengkar. Lalu pertengkaran pun meningkat ketika Suryono menuntut agar istrinya menyediakan makan untuknya.

 

          Penyebab terjadinya konflik pada kutipan di atas adalah ….

A.    penghargaan isteri terhadap suami.

B.     penghargaan suami terhadap isteri.

C.     panggilan isteri kepada suami.

D.    tanggapan isteri kepada suami.

        E.  budaya Solo yang tidak diterapkan

6.     Cermatilah kutipan cerpen berikut!

     Pak tua itu kembali tersenyum. “Apa kau merasa tidak mempunyai kepandaian?” ia bertanya.

     “Pak, jangan paksa saya untuk menjawab pertanyaan itu. Apalah artinya ijazah SD, sedangkan sarjana saja banyak yang menganggur. Tamatan SD paling tinggi Cuma jadi kuli bangunan, Pak. Atau, kalau mau jadi pedagang kaki lima, sedangkan saya tidak punya bakat dagang. Masih untung kalau dapat kerja di bengkel seperti Waskito sahabat saya. Dan, kerja kuli seperti itu menurut saya tidak lebih baik daripada mencangkul sawah di desa!”

     Pak tua itu mengangguk-angguk. “Benar apa yang engkau katakan itu, Nak. Bapak juga tidak mengerti mengapa banyak pemuda sebaya kau dari desa bertekad untuk pergi ke kota yang belum dapat member jaminan masa depan yang pasti. Padahal, desa kita memerlukan tenaga mereka untuk membangunnya,” kata pak tua itu.

     “Mungkin mereka sedang dilanda dunia mimpi yang terlalu muluk, Pak. Seperti juga saya waktu itu. Padahal, mimpi yang nyata itu ada di desa. Dan, mungkin impian itu pula yang menyebabkan mengapa pengangguran dan kejahatan di kota merajalela!”

     “Bagus!” pak tua itu menepuk-nepuk pundakku. “Syukurlah kalau engkau sudah menyadari. Tenagamu lebih diperlukan di desa untuk membuktikan impian itu agar menjadi kenyataan. Ingat, Nak, sawah ladang yang luas dan kebun yang tidak terurus memerlukan uluran tangan kita. Itulah musuh yang harus kita taklukkan!”

Dikutip dari: Bambang Joko S,”Jakarta, Kau Bukan Tandinganku” dalam Ketika Matahari Tak Tampak: Kumpulan Cerpen, Jakarta, Balai Pustaka, 1997

        Akibat konflik pada kutipan cerpen tersebut adalah…

A.    Tokoh Aku tetap bertahan hidup di Kota Jakarta.

B.     Tokoh Aku menjadi pengangguran di Kota Jakarta.

C.     Tokoh Aku menyesali tindakannya berurbanisasi ke Jakarta.

D.    Tokoh Aku tidak punya keterampilan yang membuatnya hidup di Jakarta.

E.     Tokoh Aku pulang ke kampung halamannya untuk menggarap sawah ladang.

 

Cermati dua kutipan novel berikut untuk soal nomor 7 s.d. 9!

Kutipan 1

      

     Demikianlah dari waktu ke waktu kami selalu memperlakukan Mahar tanpa perasaan. Kami lebih melihatnya sebagai seorang bohemian yang aneh. Kami dibutakan tabiat orang pada umumnya, yaitu menganggap diri paling baik, tidak mau mengungguli keunggulan orang, dan mencari-cari kekurangan orang lain untuk menutupi ketidakbecusan diri sendiri...

(Laskar Pelangi, Andrea Hirata)

 

Kutipan 2

    

     Tatkala aku masuk sekolah, demikian fasih lidahku dalam bahasa Belanda sehingga orang hanya mendengarkanku berbicara dan tidak melihat aku, mengira aku anak Belanda. Aku pun bertambah lama bertambah percaya pula bahwa aku anak Belanda, sungguh hari-hari ini makin ditebalkan pula oleh tingkah laku orang tuaku yang berupaya sepenuh daya menyesuaikan dengan lenggak-lenggok orang Belanda.

                                                                      (Kenang-kenangan, Abdul Gani A.K.)

 

 

7.      Tema kedua kutipan novel tersebut adalah ….

 

 

Kutipan 1

Kutipan 2

A

persahabatan

persahabatan

B

kesombongan

kepercayaan

C

kesetiaan

keberanian

D

kepercayaan

kesombongan

E

kesombongan

kesombongan

 

8. Pola penyajian kedua kutipan novel tersebut adalah ….

 

Kutipan 1

Kutipan 2

A

menggunakan pengungkapan bergaya deskriptif

menggunakan pengungkapan bergaya naratif

B

menggunakan pengungkapan bergaya naratif

menggunakan pengungkapan bergaya deskriptif

C

menggunakan pengungkapan bergaya melompat-lompat

menggunakan pengungkapan bergaya meledak-ledak

D

menggunakan pengungkapan yang jelas dan mendetail

menggunakan pengungkapan yang sederhana dan tidak bertele-tele

E

menggunakan pengungkapan bergaya romantis-naturalis

menggunakan pengungkapan bergaya romantis-simbolis

 

9.    Penggunaan bahasa kedua kutipan novel tersebut adalah ….

 

Kutipan 1

Kutipan 2

A

menggunakan kata dan majas sederhana

menggunakan kata dan majas kompleks

B

menggunakan kata dan majas kompleks

menggunakan kata dan majas sederhana

C

menggunakan kata yang digunakan dalam komunikasi sehari-hari

menggunakan kata yang bersifat klise

D

menggunakan kata yang bersifat klise

menggunakan kata yang digunakan dalam komunikasi sehari-hari

E

menggunakan kata yang digunakan dalam komunikasi sehari-hari

menggunakan kata yang digunakan dalam komunikasi sehari-hari

 

10. Bacalah kutipan novel berikut dengan cermat!

Aku berjalan sendiri, menanjak bukit yang tertutup kelebatan hutan jati, menyusuri jalan tikus yang biasa dilewati para pencuri kayu. Segala indraku siap menangkap setiap suara atau gerakan yang paling halus sekalipun. Bahkan perasaanku sudah sangat terbiasa mengenali datangnya suasana yang berbahaya.

Sekelilingku tetap remang karena sinar matahari hampir tak mampu menembus kelebatan hutan. Hanya pada bagian-bagian tertentu tampak serpih cahaya jatuh lurus dan membuat pendar pada daun-daun kering yang berserakan di tanah. Selebihnya adalah teduh atau bahkan remang.

 

       Hubungan antara watak tokoh dan latar pada kutipan tersebut adalah ….

 

 

Watak Tokoh

Latar

A

waspada

hutan yang sepi

B

pemberani

jalan tikus di hutan

C

penyayang

perbukitan tertutup

D

pembenci

hutan belantara

E

pemarah

kelebatan hutan

 

     Bacalah kutipan drama berikut dengan cermat untuk menjawab soal nomor 11--13!

(1) Mardilah :  “Mengapa engkau memusuhi bapakmu sendiri, Suhita?”

(2) Suhita      :  “Aku tidak memusuhi ayah, Bu. Ibu tentu maklum sendiri, bukan? Kita pada saat-saat seperti ini membutuhkan seorang pemimpin yang jujur, yang iktikadnya baik dan mau berkorban demi kepentingan rakyat dan menjalankan kewajiban di segala bidang tanpa pamrih.”

(3) Mardilah :  (duduk) “Apakah bapakmu bukan pemimpin yang jujur, bukan pemimpin yang sempurna iktikadnya untuk membela rakyat? Kalau bapakmu bukan pemimpin yang sempurna dan baik, orang tidak akan mau menyerahkan pemimpin partai kepadanya, Suhita.”

(4) Suhita      :  “Jabatan itu bisa dibeli dengan uang dan pembohongan-pembohongan, Ibu. Soal itu engkau bisa merenungkannya sendiri. Tapi bukankah aku berhak menentukan apa yang layak aku perbuat? Bukankah aku berhak untuk tidak menyukai seseorang termasuk ayahku sendiri kalau orang itu nyata-nyata …”

(5) Mardilah :  (menukas dengan tajam) “Suhita! Dari mana kau dapat kata-kata yang tidak layak itu?”

(6) Suhita      :  “Dari hati nuraniku.”

 

11.     Latar suasana menegangkan pada kutipan drama tersebut dibuktikan pada dialog ….

A.      (1) dan (2)

B.       (2) dan (3)

C.       (3) dan (4)

D.      (4) dan (5)

E.        (5) dan (6)  

12.     Watak tokoh Suhita yang tegas dan jujur pada kutipan drama tersebut dibuktikan pada dialog ….

A.       (1) dan (2)

B.        (2) dan (3)

C.       (3) dan (4)

        D.   (3) dan (5)

        E.    (4) dan (6)

13.     Nilai budaya yang masih dapat ditemui di dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan kutipan drama tersebut adalah ….

A.        menghormati orang yang lebih tua

B.        terjadinya perdebatan dalam sebuah keluarga

C.        membela orang yang teraniaya

D.        memilih pemimpin tanpa pamrih

E.        mengikuti keputusan hati nurani

Bacalah kutipan novel berikut dengan cermat untuk menjawab soal nomor 14 dan 15!

      Pagi hari musim kemarau di tengah belantara hutan jati adalah kelengangan yang tetap terasa purba. Senyap yang selalu membuat aku merasa terpencil dan asing. Padahal ibarat ikan, hutan jati dan semak belukar yang mengitarinya sudah bertahun-tahun menjadi lubuk tempat aku dan teman-temanku hidup dan bertahan. Sepi yang terasa menyimpan ketidakpastian membuat aku dan teman-temanku harus selalu waspada. Atau kewaspadaan adalah darah kami sendiri; sebab tanpa kewaspadaan yang tinggi aku dan teman-temanku bisa habis oleh tembakan para penyergap yang bersembunyi di balik batang-batang jati atau belukar. Malah lebih dari itu, tanpa kewaspadaan yang terus melekat, bahkan ular bedudak yang banyak berkeliaran bisa merampas nyawa kami dengan cara yang begitu mudah. Sudah dua orang teman kami mati sia-sia karena patukan ular yang sangat berbisa itu.

 

14. Keunggulan kutipan novel tersebut adalah …

A.       Pengarang mendeskripsikan suasana dengan sangat terperinci sehingga memudahkan pembaca dalam memahami cerita.

B.        Pengarang berhasil menggambarkan latar dengan sedetail-detailnya sehingga mendukung ketegangan yang sedang melingkupi diri tokoh.

C.        Pengarang telah berusaha meyakinkan pembaca mengenai kondisi ketegangan yang sedang dialami tokoh.

D.       Pengarang telah berhasil mengolah bahasa sehingga pembaca dimudahkan memahami permasalahan yang dialami tokoh.

E.        Pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca telah mengalir dengan mudah dan tepat melalui penggunaan bahasa yang sederhana. 

15.   Kelemahan kutipan novel tersebut adalah …

A.       Tokoh yang muncul kurang dieksplor suasana hati dan pikirannya sehingga dapat mendukung apa yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca.

B.        Tokoh terlalu diekspos melalui ungkapan-ungkapan sehingga gambaran yang diinginkan pengarang menjadi sulit dipahami pembaca.

C.        Pengarang tidak terlalu spesifik dalam menggambarkan suasana yang sedang dialami oleh tokoh sehingga kurang mendukung.

D.       Pengarang terlalu sederhana dalam menggambarkan suasana sehingga tidak mendukung karakter yang dimiliki tokoh.

E.        Pengarang kurang memberikan gambaran mengenai suasana dan tempat yang menjadi latar tokoh melakukan kegiatan.

Bacalah kutipan dua cerpen berikut  untuk  soal nomor 16 dan 17!

Kutipan 1

Beno pun segera bangkit dan pulang setelah membayar semangkok soto, secangkir teh, dan sebungkus rokok. Pikirnya, tidak ada gunanya lagi dia berlama-lama di tempat itu. Dengan malas diraihnya vespa tua miliknya di samping warung. Sepuluh genjotan baru bisa bunyi. Yah, maklum, ciri khas kendaraan tua.

Kendaraan itu pun terseok-seok meluncur di atas panasnya jalanan aspal. Pandangan Beno lurus ke depan.

“Hai, matanya dipasang, Bung!” Seorang penyeberang jalan membentaknya ketika nyaris tertabrak ….

        Kutipan 2

Pak Sholeh mengumpulkan pakaian anak-anak. Pakaian itu diangkut ke balik pintu masjid. Ia sembunyi mengintip. Dari sana ia dapat melihat segerombolan anak-anak bersuka ria mandi di kolam.

Muli, Barita, Pogang, dan tujuh anak lainnya masih sibuk mandi. Mereka sembur-semburan air. Ada yang menyela jungkir balik. Ada pula yang mengapung berhanyut-hanyut. Mereka tertawa sambil bersorak-sorak. Tak ada yang tahu pakaiannya sudah pindah tempat.

 

 

16.   Gaya penulisan kedua kutipan cerpen tersebut adalah ….

 

Kutipan 1

Kutipan 2

A

menggunakan pengungkapan bergaya deskriptif

menggunakan pengungkapan bergaya naratif

B

menggunakan pengungkapan bergaya naratif

menggunakan pengungkapan bergaya deskriptif

C

menggunakan pengungkapan bergaya melompat-lompat

menggunakan pengungkapan bergaya runtut

D

menggunakan pengungkapan yang sederhana dan mudah dipahami

menggunakan pengungkapan yang tidak bertele-tele dan sederhana

E

menggunakan pengungkapan bergaya ekspresi naturalis

menggunakan pengungkapan bergaya ekspresi simbolis

17.   Penggunaan bahasa kedua kutipan cerpen tersebut adalah ….

 

Kutipan 1

Kutipan 2

A

menggunakan kata dan majas sederhana

menggunakan kata dan majas kompleks

B

menggunakan kata dan majas kompleks

menggunakan kata dan majas sederhana

C

menggunakan kata yang digunakan dalam komunikasi sehari-hari

menggunakan kata yang bersifat klise

D

menggunakan kata yang bersifat klise

menggunakan kata yang digunakan dalam komunikasi sehari-hari

E

menggunakan kata yang tersusun sederhana dan digunakan dalam komunikasi sehari-hari

menggunakan pilihan kata seperti yang digunakan dalam komunikasi sehari-hari

        

Bacalah kutipan novel berikut  untuk  soal nomor 18 dan 19!

Bapak? Mengapa Bapak segan menatap aku? Anaknya sendiri. Dan bumi di bawah kakinya terasa goyah. Kampung nelayan ini telah kehilangan perlindungan yang meyakinkan baginya. Sementara itu, di belakang terus mengikuti mata-mata Bendoro yang tak dapat dibebaskan dari bayang-bayangnya. Ia masih kenal benar siapa-siapa yang menjemputnya—tetangga-tetangganya. Ada yang dulu menjewernya. Ada yang mendongenginya. Ada yang pernah mengangkat dan menggendongnya sewaktu habis jatuh dari pohon jambu. Ada yang sering dibantunya menunggu dapur. Dan ada bocah-bocah kecil yang digendongnya dulu. Antara sebentar ia dengar kata “Bendoro Putri! Bendoro! Bendoro! Bendoro Putri!” kata itu mendengung memburu. Mengiris dan meremas di dalam otaknya. Bendoro! Bendoro Putri! Bendoro! Bendoro Putri! Dan berpasang-pasang mata yang menunduk hormat bila tertatap olehnya seakan menyindirnya: semu, semu, semua semu!

 

18.   Ringkasan berikut yang tepat sesuai kutipan novel tersebut adalah …

A.          Seorang Raja sedang melakukan musyawarah mengenai seseorang yang telah dianggapnya sebagai putrinya sendiri.

B.           Seorang nelayan yang dihadapkan kepada penguasa oleh masyarakat atas kesalahan yang telah dilakukannya di tengah-tengah masyarakat.

C.           Seorang anak yang kehilangan kepercayaan dari sang bapak dan masyarakat karena telah melakukan suatu kesalahan.

D.          Seorang pemimpin yang sedang mengadili masyarakatnya yang telah melakukan kesalahan secara adat di masyarakatnya.

E.           Sekelompok masyarakat sedang menghadapkan seseorang kepada pemimpinnya karena melakukan kesalahan dan harus diadili.

19.  Kalimat kritik yang sesuai dengan kutipan novel tersebut adalah …

A.          Latar belakang yang diungkapkan terlalu dibuat-buat.

B.           Sistem sosial masyarakat Jawa tidak semuanya buruk.

C.           Masyarakat Jawa sebagian besar termasuk golongan proletar.

D.          Penghapusan feodalisme Jawa agar tidak menimbulkan kesenjangan sosial.

E.           Priyayi harus dihormati karena memiliki kedudukan paling tinggi pada masyarakat Jawa.

20.   Cermati kutipan puisi berikut!

Sajadah Panjang

(Taufik Ismail)

….

Diselingi sekadar interupsi                      (1)

Mencari rezeki, mencari ilmu                  (2)

Mengukur jalanan seharian                      (3)

Begitu terdengar suara azan                     (4)

Kembali tersungkur hamba                      (5)

        Simbol bekerja keras ditunjukkan oleh larik nomor….

A.    (1)

B.     (2)

C.     (3)

D.    (4)

E.     (5)

21.   Cermati kutipan puisi berikut!

Sajak Matahari

(W.S. Rendra)

….

Mata mereka menyala                           (1)

tubuh mereka menjadi bara                   (2)

dan mereka membakar dunia                (3)

Matahari adalah cakra jingga                (4)

Yang dilepas tangan Sang Krishna       (5)

        Majas metafora terdapat dalam larik nomor….

A.    (1)

B.     (2)

C.     (3)

D.    (4)

E.     (5)

 22.  Cermatilah kutipan novel berikut!

     Biasanya, suasana heboh kalau adikku mengetahui aku pulang.[….] Sepertinya, mereka sedang pergi. Eit, tapi di lincak ada dua buah tas, salah satunya kukenal tas milik Iit, dan satu lagi aku tidak tahu tas siapa. Yang jelas, Bapak tidak akan membiarkan anak-anaknya meminta tas baru lagi sebab tas yang ada masih bagus. Aku melangkah makin mendekat ke lincak, pintu rumah setengah terbuka. Kulongok, tampak Iit sedang konsentrasi pada buku tulis di depannya, ia bersama seorang gadis cantik, yang sepertinya teman sekolahnya.

 

Dikutip dari: Gatotkoco Suroso,”Iriana” dalam Jokowi Si Tukang Kayu, Jakarta Ufuk Publishing House,2012

        Kalimat tepat untuk melengkapi novel rumpang tersebut adalah…

A.    Aku mengucapkan salam.

B.     Tapi, kini tak ada siapa-siapa.

C.     Aku berinisiatif berkenalan dengannya.

D.    Saat yang ditunggu-tunggu pun datang.

E.     Aku menyalami teman Iit sambil tersenyum.

23.  Cermatilah kutipan drama berikut!

Kakek     : (masuk) Bagaimana kalau aku memakai kopiah seperti ini, Bu?

Nenek     : Astaga! Tuan rumah mau pesiar ke mana menjelang malam begini?

Kakek     : Tidak ke mana-mana. [….]

Nenek     : Mengapa membaca Koran mesti pakai kopiah segala?

Kakek     : Agar komplet, Bu.

 

Dikutip dari: B. Soemato,”Sepasang Merpati Tua” dalam Majalah Dinding, Yogyakarta, Gama Media, 2006

        Dialog tepat untuk melengkapi bagian rumpang kutipan drama tersebut adalah…

A.    Habis kau membaca Koran kenapa menyendiri?

B.     Aku justru memuji tindakanmu yang berani, Bu.

C.     Cuma mau duduk-duduk saja sambil membaca koran.

D.    Kau memperolok-olok aku di depan banyak orang begini.

E.     Tapi sekarang, kopiah hanya nilai tambah penghangat belaka.

24.  Cermati dialog drama acak berikut!

 (1) Kira-kira 1 km lagi ke sekolah, tiba-tiba mesin angkot mati.

(2) Hatiku gelisah, takut kesiangan sampai sekolah.

(3) Aku tidak berpikir panjang, aku turun dan berlari menuju sekolahku.

(4) Pagi ini, aku terpaksa naik angkot butut.

(5) Biasanya kupilih yang masih mulus.

(6) Kulirik jam yang melingkar di pergelangan tanganku.

(7) Jarum menunjukkan pukul 07.20.

(8) Berarti tinggal sepuluh menit lagi bel berbunyi.

        Urutan kalimat yang benar sehingga menjadi sebuah rangkaian cerita adalah….

A.    (4),(5),(1),(2),(6),(7),(8), dan (3)

B.     (4),(5),(2),(1),(6),(7),(8), dan (3)

C.      (5),(4),(1),(2),(6),(8),(7), dan (3)

D.    (5),(6),(7),(8),(1),(2),(4), dan (3)

E.     (5),(8),(4),(1),(2),(6),(7), dan (3)

25.  Bacalah kutipan puisi berikut dengan cermat!

UNTUK KITA RENUNGKAN

Kita mesti telanjang dan benar-benar bersih

Suci lahir dan di dalam batin

Tengoklah ke dalam sebelum bicara
Singkirkan debu yang masih melekat
O, singkirkan debu yang masih melekat

(Ebiet G. Ade)

 

Larik yang tepat untuk memvariasikan larik bercetak miring pada kutipan puisi tersebut adalah ….

A.       Renungkanlah apa yang terucap

B.       Segala ucap adalah cermin diri

C.       Pahami diri ketika ingin berucap

D.       Segala akan kembali pada diri

E.        Kata dan laku cerminan hati

26.  Cermati kutipan cerita berikut!

     Tenaga Suria hendak bekerja tidak ada lagi. Ia sudah malas dan menaruh sakit hati juga. Kalau ia berkuasa, tidak dapat tiada orang muda itu telah disingkirkannya. Bukankah Kosim yang memutuskan pengharapannya? Bukan buatan sakit hatinya menerima panggilan ke acara di Rancapurut itu.

 

Dikutip dari: Nur St. Iskandar, Katak Hendak Jadi Lembu, Jakarta, Balai Pustaka, 2011

        Isi kutipan cerita tersebut sama dengan peribahasa…

A.    Air susu dibalas air tuba.

B.     Luka hilang parut tinggal juga.

C.     Lempar batu sembunyi tangan.

D.    Ada rotan, ada duri.

E.     Umur setahun jagung.

27.  Cermati kutipan drama berikut!

Samin    : Fred, jangan cepat-cepat, bahaya!

Fredy     : Alaa, malam begini sepi, tak apa!

(Samin menyusul dan menariknya mundur)

Samin    : Kita berhenti dulu!

Fredy     : Ah! Lebih cepat sampai ke alamatnya ‘kan lebih baik!

Samin    : Jangan main-main Fred!

 Fredy    : Aku tidak main-main!

Samin    : Ingat yang aku bawa surat penting!

Fredy     : Justru itu!

Samin    : Pokoknya berhenti, Fred! Aku tidak mau ambil risiko tertangkap Belanda.

Fredy     : Baik, Min! Kau yang pegang komando.

 

Dialog yang tepat untuk memvariasikan dialog bercetak miring pada kutipan drama tersebut adalah …

A.       Berhati-hatilah, Fred!

B.        Fred, kita harus selalu waspada!

C.        Pelankan langkahmu, Fred!

D.       Fred, tempat ini sering dilewati musuh!

E.        Patroli Belanda sebentar lagi muncul, Fred!

 

28.   Cermati kutipan puisi berikut!

 

Sesobek Buku Harian Indonesia

Ah, milik siapa tanah ini

Milik siapa hutan-hutan yang ditebang

Pasir timah dan kayu yang secara resmi diselundupkan

Milik siapa tambang-tambang keputusan buat masa depan

Milik siapa tabungan alam yang kini diboroskan habis-habisan

Milik siapa perubahan-perubahan kepentingan dari surat-surat keputusan

Kita ini sendiri

milik siapakah gerangan

Pernahkan kita sedikit saja memiliki

Lebih dari sekadar dimiliki, dan dimiliki

(Emha Ainun Najib)

 

 

Kalimat kritik yang sesuai dengan kutipan puisi tersebut adalah …

A.       Isi puisi ini sulit dipahami karena hanya mengungkapkan imajinasi dan kebingungan sang penyair.

B.       Puisi ini sangat menarik dan menjadikan pembaca ingin memahaminya lebih mendalam.

C.       Puisi ini telah berhasil menarik perhatian pembaca terutama karena penggunaan diksinya yang mudah dipahami dan sederhana.

D.       Pengulangan frasa-frasa tertentu pada beberapa larik menguatkan pesan yang diinginkan penyair

E.        Puisi ini kurang memberikan diksi yang dapat mengajak pembaca untuk berada dalam suasana yang diinginkan penyair.

29.  Cermati kutipan esai berikut!

     Berbicara tentang masalah sajak, kita sering menjumpai kata-kata masih mentah, gagal sebagai sebuah sajak, atau tidak berbobot. Penyebabnya ada dua kemungkinan. Pertama, mungkin lantaran penulisnya belum mahir dalam teknik menulis sajak. Kemungkinan kedua, kurangnya penghayatan terhadap hidup, tidak menaruh perhatian pada filsafat, atau memang usianya belum memungkinkan untuk berkecimpung dalam dunia filsafat. Realitas yang terdapat dalam dirinya belum sanggup dia kaitkan dengan realitas di luar karena usianya masih muda dan remaja.

 

Kalimat esai yang tepat untuk menyimpulkan kutipan esai tersebut adalah …

A.       Penulis sajak yang berkualitas memerlukan penghayatan

B.       Penulis sajak harus mahir dalam teknik menulis sastra

C.       Banyak karya sastra berupa sajak, tetapi tidak tergolong ke dalam sajak berkualitas.

D.       Karya sastra yang berkualitas terlahir dari sastrawan yang berpengalaman.

E.        Ilmu filsafat sangat menentukan karya sastra yang dibuatnya.

30.  Bacalah kedua kutipan karya sastra berikut dengan cermat!

Kutipan 1

Perkataan tajam jika dilepas

Ibarat beringin racun dan upas

Kutipan 2

Gendang gendut tali kecapi

Kenyang perut senanglah hati

 

Bentuk kedua kutipan karya sastra tersebut yang tepat adalah ….

 

Kutipan 1

Kutipan 2

A

talibun

seloka

B

syair

karmina

C

gurindam

karmina

D

karmina

seloka

E

gurindam

talibun

 

31.   Bacalah kutipan puisi berikut dengan cermat!

 

(1) Timbul niat dalam kalbumu
(2) Terban hujan, ungkai badai
(3) Terendam karam

(4) Runtuh ripuk, tanaman rampak

(5) Manusia kecil lintang pukang
(6) Lari terbang jatuh duduk
(7) Air naik terus

(8) Tumbang bungkar pokok purba

 (Nanyi Sunyi, Amir Hamzah)

 

Imaji visual pada kutipan puisi tersebut terdapat pada larik ….

A.    (1), (2)

B.     (1), (3)

C.     (2), (4)

D.    (4), (6)

E.     (5), (7)

 

32.  Bacalah kutipan cerpen berikut dengan cermat!

Pagi itu bus kota dari Cililitan menuju Blok M penuh sesak. Penumpang yang tidak dapat tempat duduk terpaksa berdiri. Bau parfum murahan dan bau keringat menyengat hidung. Seorang lelaki tua terpaksa ikut berdiri. Tangan kirinya yang kurus memegang besi gantungan di bawah atap bus, sementara tangan kanannya memegang tongkat untuk menyangga kakinya yang buntung. Wajah lelaki itu sudah penuh keringat. Tetapi ia tetap bertahan menahan berat tubuhnya. Berkali-kali tubuh lelaki tua itu kehilangan keseeimbangan di saat sopir menghentikan kendaraan secara tiba-tiba.

 

 

Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam cerita tersebut adalah ….

A.       Orang pertama tokoh utama

B.       Orang pertama tokoh tambahan

C.       Orang kedua

D.       Orang ketiga pengamat

E.      Orang ketiga serba tahu

33.   Cermati kutipan drama berikut!

Jo          : “Kelompok tayub, Pak. Kami kelompok kesenian.”

Hansip  : “Mempunyai surat izin?”

Jo          : “Punya, Pak! (Jo merogoh saku, tapi tak ditemuinya surat yang dimaksud).

Hansip : “Bohong, kamu pasti tidak punya surat izin pertunjukan. Kalian pasti tidak punya kartu seniman. Ini menyalahi peraturan! Setiap kali kegiatan seni di desa ini harus mempunyai surat izin dari yang berwajib, tidak ada tawar-menawar.”

Jo     : “Tapi kami kelompok kesenian rakyat! Tradisional, Pak, dan patut untuk dilestarikan, Pak!”

Hansip   : “Tidak peduli tradisional atau modern, yang penting surat izin.”

          Watak tokoh hansip pada kutipan drama tersebut adalah….

A.    kaku

B.     licik

C.     pembohong

D.    pemberontak

E.     pembangkang

34.  Cermati gurindam tersebut!

Apabila terpelihara lidah

niscaya dapat daripadanya faedah

        Amanat yang terkandung dalam gurindam tersebut adalah…

A.    Perbuatan yang baik, niscaya akan senantiasa memperoleh balasan yang baik pula.

B.     Kita harus menjaga kesehatan mulut agar terhindar dari berbagai kuman penyakit.

C.     Apabila kita berhati-hati dalam berbicara, ucapan yang keluar akan bermanfaat bagi orang.

D.    Apabila kita dapat memelihara lidah saat berkata, kita akan senantiasa memperoleh beberapa faedah.

E.     Semua perkataan yang keluar dari mulut kita tentulah akan selalu mendatangkan manfaat.

35.  Bacalah kutipan hikayat berikut dengan cermat!

     Kata yang empunya cerita ini adalah sebuah negeri yang bernama Padali Pareom. Raja yang memerintahkan negeri itu bernama Soegadarma. Adalah raja itu berputra empat orang laki-laki. Anak raja itu tersangat dungu lagi dengan bebalnya, tiada menerima nasihat orang. Dari sebab yang demikian, sangatlah murka Baginda akan anaknya itu karena seolah-olah ia hendak menghilangkan dan merusakkan keturunan raja-raja yang dahulu kala. Baginda bertitah,”Jikalau anak yang demikian itu seribu sekali pun, tidaklah memberi faedah kepadaku; jikalau kiranya ada seorang anak yang berbahagia, niscaya berguna kepadaku. Apatah kuperoleh anak yang demikian?

        Berdasarkan kutipan hikayat tersebut, anak Baginda Raja mempunyai karakter….

A.    pintar dan bebal

B.     dungu dan bebal

C.     dungu dan tampan

D.    tampan dan pintar

E.     pintar dan bijaksana

36.  Cermati teks dialog berikut!

Ayah     : Bu, tahun baru ini, baiknya kita pergi ke mana?

Ibu        : Ibu merasa malas bepergian pada tahun baru.

Ayah     : Mengapa malas, Bu?

Ibu        : Ingat tidak, tahun lalu kita pergi ke luar kota?

Ayah     : Ingatlah, Bu. Ayah, kan, belum pikun. Memangnya kenapa?

Ibu     : Tidak nyaman, kan, Yah? Sepanjang jalan macet total. Berapa jam kita di perjalanan?

Ayah     : Benar juga, Bu. Lalu, tahun baru ini kita mau ke mana?

Ibu        : Di rumah saja.

 

        Topik pembicaraan dalam percakapan tersebut adalah….

A.    kemacetan saat tahun baru

B.     tidak jadi pergi ke luar kota

C.     rencana kegiatan tahun baru

D.    ketidaknyamanan tahun baru

E.     keputusan untuk tetap di rumah

37.   Cermati puisi berikut! 

SELAMAT PAGI INDONESIA

Selamat pagi Indonesia

Tak ada lagi air mata buatmu hari ini

 

Sudah kering air mata menangisi engkau

 

Selamat pagi Indonesia

Semoga kau bahagia

        Kalimat kritik untuk puisi tersebut adalah…

A.    Larik yang dikembangkan terbatas pada pengertian waktu.

B.     Kata-kata padat sehingga imajinasi pembaca dapat berkembang.

C.     Penyair harus cermat memilih diksi agar puisi lebih mengesankan.

D.    Sajak “Selamat Pagi” mudah dimengerti karena bahasanya sederhana.

E.     Sajak “Selamat Pagi” berisi sindiran kepada bangsa Indonesia.

 

 

Bacalah kutipan novel berikut dengan cermat untuk menjawab soal nomor 38—39!

Kebodohan berbentuk seperti asap, uap air, kabut. Dan ia beracun. Ia berasal dari sebuah tempat yang namanya tidak pernah dikenal manusia. Jika ingin menemui kebodohan maka berangkatlah dari tempat di mana saja di planet biru ini dengan menggunakan tabung roket atau semacamnya, meluncur ke atas secara vertikal, jangan pernah sekalipun berhenti.

….

Lintang bereksperimen merumuskan metode jembatan keledainya sendiri untuk pelajaran-pelajaran hafalan Biologi misalnya. Ia menciptakan sebuah konfigurasi belajar metabolisme dengan merancang kelompok sistem biologis mulai dari sistem alat tubuh, pernapasan, pencernaan, gerak, sampai sistem saraf dan indra, baik untuk manusia, vertebrata, maupun avertebrata, sehingga mudah dipahami.

…. ia akan membuat analogi buang hajat cacing itu pada sistem eksresi protozoa dengan anatomi vakuola kontraktil yang rumit itu, ….

(Laskar Pelangi, Andrea Hirata)

 

38.     Kalimat kritik yang tepat terhadap penggunaan bahasa pada kutipan novel tersebut adalah …

A.      Novel Laskar Pelangi memiliki penggunaan bahasa yang cukup rumit karena dipenuhi istilah-istilah, tetapi tetap komunikatif.

B.       Pembaca Novel Laskar Pelangi dihadapkan pada model berbahasa yang berlaku di dunia akademis, terutama penggunaan istilah.

C.       Penggunaan istilah dalam Novel Laskar Pelangi agak mengganggu karena tidak semua pembaca memahami makna istilah tersebut.

D.      Secara tidak langsung, Andrea Hirata telah menentukan masyarakat yang akan membaca karyanya melalui pemanfaatan istilah pada novelnya.

E.        Kebebasan dan hasrat baca masyarkat terbatasi dalam menikmati novel ini karena adanya penggunaan istilah-istilah akademis.

39.   Kalimat kritik yang tepat terhadap penokohan pada kutipan novel tersebut adalah …

A.      Kutipan novel tersebut menampilkan penokohan yang sederhana dan mudah dipahami.

B.       Pembaca kutipan novel tersebut dihadapkan pada model penokohan yang tidak lazim.

C.       Penggambaran tokoh dalam kutipan novel tersebut agak sulit dipahami.

D.      Kutipan novel tersebut menggambarkan tokoh dengan agak berbelit-belit dan susah dipahami.

E.     Andrea Hirata kurang sukses dalam menggambarkan tokohnya sehingga menyulitkan pembaca

40.   Bacalah kutipan drama berikut dengan cermat!

Dalam sunyi Abu berusaha menangkap cahaya.

Abu,      Kakek, di manakah di sana?

Kakek,   Di sini!

Abu,       Di mana?

Kakek,   Di sini!

Abu,       Di sini?

Hutan sunyi dalam Abu.

(Kapai-Kapai, Arifin C. Noer)

 

 

 

Kalimat kritik yang tepat terhadap penggunaan bahasa pada kutipan novel tersebut adalah …

A.      Penggunaan bahasa yang sederhana pada kutipan drama tersebut memudahkan pembaca menangkap makna pada dialog.

B.       Penggunaan bahasa yang cenderung simbolis pada kutipan drama tersebut sedikit menyulitkan pembaca dalam menangkap makna setiap dialog.

C.       Kutipan drama tersebut cukup menarik walaupun bahasanya cukup rumit karena dipenuhi konotasi-konotasi.

D.      Pembaca dihadapkan pada model berbahasa yang memerlukan berpikir lebih untuk mencernanya.

E.      Penggunaan bahasa agak mengganggu karena tidak semua pembaca memahami   makna dari kata tersebut.


          

24.     Kalimat kritik yang tepat terhadap penokohan

pada kutipan novel tersebut adalah …

E.       Kutipan novel tersebut menampilkan penokohan yang sederhana dan mudah dipahami.

F.        Pembaca kutipan novel tersebut dihadapkan pada model penokohan yang tidak lazim.

G.      Penggambaran tokoh dalam kutipan novel tersebut agak sulit dipahami.

H.      Kutipan novel tersebut menggambarkan tokoh dengan agak berbelit-belit dan susah dipahami.

F.      Andrea Hirata kurang sukses dalam menggambarkan tokohnya sehingga menyulitkan pembaca

 

 


 

           


 

 


 

14.   Cermatilah kutipan cerpen berikut!

     “Laris ya, Pak,” sapaku suatu hari.

     “Alhamdulillah. Tuhan sudah mengatur rezeki setiap orang, Nak,” katanya dengan wajah berseri-seri.

     Aku berusaha menyelidiki, mengapa dagangannya laris di tempat lain, dan tidak laku di desaku. Setelah kuuntit, barulah aku tahu, di desa sebelah ternyata sedang ada pembangunan masjid. Pemborongnya seorang haji yang baik hati. Di sinilah Pak Tua itu menggelar dagangannya. Setiap hari pemborong itu memborong buah-buahannya lalu membagikannya kepada anak buahnya. Mungkin pemborong itu merasa kasihan kepada penjual buah yang sudah tua tersebut. Namun, yang perlu dicatat, meskipun sudah renta, penjual buah ini sangat rajin beribadah. Tak sekalipun ia meninggalkan salat lima waktu.

Dikutip dari: Bambang Joko S,”Hari Terakhir Menjual Buah” dalam Ketika Matahari Tak Tampak: Kumpulan Cerpen, Jakarta, Balai Pustaka, 1997

        Nilai moral yang terdapat pada kutipan cerpen tersebut adalah…

F.      Menolong orang lain yang sedang kesusahan.

G.    Selalu berusaha keras untuk mencapai sesuatu.

H.    Selalu bersyukur dan berserah diri kepada Tuhan.

I.        Tidak pernah mengharap belas kasihan orang lain.

J.       Jangan pernah mengharap imbalan dari setiap kebaikan.

19.   Cermati gurindam tersebut!

Apabila terpelihara lidah

niscaya dapat daripadanya faedah

        Amanat yang terkandung dalam gurindam tersebut adalah…

F.      Perbuatan yang baik, niscaya akan senantiasa memperoleh balasan yang baik pula.

G.    Kita harus menjaga kesehatan mulut agar terhindar dari berbagai kuman penyakit.

H.    Apabila kita berhati-hati dalam berbicara, ucapan yang keluar akan bermanfaat bagi orang.

I.        Apabila kita dapat memelihara lidah saat berkata, kita akan senantiasa memperoleh beberapa faedah.

J.       Semua perkataan yang keluar dari mulut kita tentulah akan selalu mendatangkan manfaat.

20.   Bacalah kutipan hikayat berikut dengan cermat!

     Kata yang empunya cerita ini adalah sebuah negeri yang bernama Padali Pareom. Raja yang memerintahkan negeri itu bernama Soegadarma. Adalah raja itu berputra empat orang laki-laki. Anak raja itu tersangat dungu lagi dengan bebalnya, tiada menerima nasihat orang. Dari sebab yang demikian, sangatlah murka Baginda akan anaknya itu karena seolah-olah ia hendak menghilangkan dan merusakkan keturunan raja-raja yang dahulu kala. Baginda bertitah,”Jikalau anak yang demikian itu seribu sekali pun, tidaklah memberi faedah kepadaku; jikalau kiranya ada seorang anak yang berbahagia, niscaya berguna kepadaku. Apatah kuperoleh anak yang demikian?

        Berdasarkan kutipan hikayat tersebut, anak Baginda Raja mempunyai karakter….

F.      pintar dan bebal

G.    dungu dan bebal

H.    dungu dan tampan

I.        tampan dan pintar

J.       pintar dan bijaksana

21.   Cermati teks dialog berikut!

Ayah     : Bu, tahun baru ini, baiknya kita pergi ke mana?

Ibu        : Ibu merasa malas bepergian pada tahun baru.

Ayah     : Mengapa malas, Bu?

Ibu        : Ingat tidak, tahun lalu kita pergi ke luar kota?

Ayah     : Ingatlah, Bu. Ayah, kan, belum pikun. Memangnya kenapa?

Ibu     : Tidak nyaman, kan, Yah? Sepanjang jalan macet total. Berapa jam kita di perjalanan?

Ayah     : Benar juga, Bu. Lalu, tahun baru ini kita mau ke mana?

Ibu        : Di rumah saja.

 

        Topik pembicaraan dalam percakapan tersebut adalah….

F.      kemacetan saat tahun baru

G.    tidak jadi pergi ke luar kota

H.    rencana kegiatan tahun baru

I.        ketidaknyamanan tahun baru

J.       keputusan untuk tetap di rumah

22.  

Tulis Saran & Komentar dengan Bijak

Lebih baru Lebih lama
FIQO