SOAL UN SASTRA INDONESIA
1.
Bacalah kutipan cerpen berikut dengan cermat!
“Den
Woro … Neng Rahayu kejang-kejang. Sekarang sedang ditolong Mbah Abdullah
tetangga sebelah rumah. Saya sudah coba telepon Ibu Titah, tapi HP-nya sibuk
terus. Bagaimana ini, Den …?” tangis Mbok Min meledak. |
Kalimat
bermajas pada kutipan cerpen tersebut adalah …
A.
Neng Rahayu kejang-kejang.
B.
Sekarang sedang ditolong Mbah
Abdullah.
C.
Mbah Abdullah tetangga sebelah
rumah.
D.
Saya sudah coba telepon Ibu Titah.
E.
HP-nya sibuk terus.
Cermatilah kutipan cerpen berikut untuk soal nomor 2 dan 3!
Aku tahu emak tentu tidak akan datang.
Tidak mau, katanya tidak pantas. “Sekolah itu kan tempat priyayi lho, Gus.
Emakmu ini apakah, ndak ilok kalau berada di tempat itu.” “Oalah, Mak, Mak! Priyayi itu zaman dulu,
sekarang ini orang sama saja, yang membedakan itu kan isinya,” aku menekankan
telunjuk ke keningku. “Itulah Gus yang Emak maksudkan priyayi.
Emak tidak mau ke tempat yang angker itu. Nanti Emakmu ini hanya akan jadi
tontonan saja, karena plonga-plongo kayak kerbau. Kasihan kamu, Gus.” |
2.
Watak tokoh Emak dalam kutipan
cerpen tersebut adalah….
A.
jujur, baik, pengertian
B.
rendah hati, rendah diri
C.
penuh pengertian, lugu
D.
tidak sombong, baik, optimis
E.
rendah hati, lugu, penuh pengertian
3.
Masalah yang diungkapkan pada teks
tersebut adalah….
A. rasa canggung Agus kepada
sang ibu
B. Agus yang tidak mau mengakui sang ibu
C. tokoh ibu yang tidak mau diatur anaknya
D. perasaan malu seorang ibu untuk datang ke sekolah anaknya
D. tokoh Agus yang memaksa ibunya untuk menemani dia ke sekolah
4. Cermatilah kutipan cerpen berikut!
Ceritanya hari itu, 10 November, sejak
pagi hujan gerimis terus turun. Di bawah rintik-rintik hujan Bapak memasang
bendera, kemudian dari teras rumah dipandanginya bendera yang mulai basah
terkena air hujan. Rupanya Bapak tidak rela jika benderanya basah. Oleh
karena itu, kemudian dicabutnya tiang bendera yang terbuat dari bambu itu dan
dipanggulnya menuju tempat yang teduh. Tak lama kemudian hujan reda,
dipasangnya kembali tiang itu di halaman. Namun, ketika beberapa jam kemudian
hujan hujan turun lagi. Lantas diambilnya lagi tiang bendera itu dan dibawa
ke tempat yang teduh. Hal itu terjadi sampai beberapa kali.
Tentu saja melihat ulah Bapak seperti itu, Mas Adi calon suami Mbak Nurul
tertawa. Dan hal itu membuat kakakku malu. Setelah makan siang dengan suara keras
kakakku bercerita,” Ibu kenal Pak Samsuri, Pakde Mas Adi? Dia juga pejuang
Angkatan ’45. Dulu katanya pernah berjuang bersama Bapak, tapi orangnya
sederhana ya, Bu. Tidak pernah menunjukkan kalau dirinya mantan pejuang.” Dia terus bicara seperti penyiar radio
yang tanpa meminta pendapat pendengarnya. Kami semua tahu untuk siapa cerita
itu ditujukan dan Bapak mengerti kalau kakakku tengah menyindirnya. Dengan
kalem Bapak menyahut,” Samsuri itu tentara, tapi tak pernah ikut perang,
tugasnya di bagian logistik. Jadi tahunya, ya, makanan saja. Bilang sama Adi,
pacarmu itu kalau pakdenya tentara yang takut sama bedil!” Mendengar omongan Bapak seperti itu, Mbak
Nurul sangat tersinggung. Akibatnya dia tidak mau bicara dengan Bapak sampai
beberapa hari.
Dikutip dari:Benderaku, Atfi Lailia K, dengan sedikit perubahan |
Konflik
yang terdapat dalam kutipan cerpen tersebut adalah…
A. Ketidakrelaan Bapak tinggal di rumah.
B. Rasa penyesalan Bapak menjadi pejuang.
C. Mbak Nurul merasa sedih terhadap Bapak.
D. Perasaan marah Mbak Nurul kepada Bapak.
E. Perasaan marah Bapak terhadap seisi rumah.
5. Cermatilah kutipan cerpen berikut!
“Tetapi aku tidak suka dipanggil ‘domba’, ‘kucing’, atau
‘anjing’.” “Lalu?
Apa aku harus ikut-ikutan mempergunakan kata-kata indah untuk menyatakan
panggilan cinta?” Suryono
terhenyak. Selamanya dia memang tidak pernah dipanggil dengan mempergunakan
panggilan ungkapan cinta. Di Solo, semua orang menghargainya lewat panggilan
‘bandoro’. Bahkan ada yang memanggilnya ‘gusti’ karena dia masih keturunan
raja. “Apa yang kau inginkan?” desak Jeanette. “Panggillah ‘Mas’.” “Ah, Maaaz. Apa itu Maaaz?” ucap
Jeanette dengan tawa melengking. “My
Pet, My Lamb, Cherie, itu yang paling indah.” “Pokoknya aku tidak mau kau panggil
dengan sebutan binatang!” Suara Suryono meninggi.
Jeanette mengatupkan bibirnya. Ruangan itu mendadak sepi. Pada
akhirnya toh soal panggilan ini menjadi bahan untuk bertengkar. Lalu
pertengkaran pun meningkat ketika Suryono menuntut agar istrinya menyediakan
makan untuknya. |
Penyebab
terjadinya konflik pada kutipan di atas adalah ….
A.
penghargaan isteri terhadap suami.
B.
penghargaan suami terhadap isteri.
C.
panggilan isteri kepada suami.
D.
tanggapan isteri kepada suami.
E.
budaya Solo yang tidak diterapkan
6. Cermatilah kutipan cerpen berikut!
Pak tua itu kembali tersenyum. “Apa kau
merasa tidak mempunyai kepandaian?” ia bertanya. “Pak, jangan paksa saya untuk menjawab
pertanyaan itu. Apalah artinya ijazah SD, sedangkan sarjana saja banyak yang
menganggur. Tamatan SD paling tinggi Cuma jadi kuli bangunan, Pak. Atau,
kalau mau jadi pedagang kaki lima, sedangkan saya tidak punya bakat dagang.
Masih untung kalau dapat kerja di bengkel seperti Waskito sahabat saya. Dan,
kerja kuli seperti itu menurut saya tidak lebih baik daripada mencangkul
sawah di desa!” Pak tua itu mengangguk-angguk. “Benar
apa yang engkau katakan itu, Nak. Bapak juga tidak mengerti mengapa banyak
pemuda sebaya kau dari desa bertekad untuk pergi ke kota yang belum dapat
member jaminan masa depan yang pasti. Padahal, desa kita memerlukan tenaga
mereka untuk membangunnya,” kata pak tua itu. “Mungkin mereka sedang dilanda dunia
mimpi yang terlalu muluk, Pak. Seperti juga saya waktu itu. Padahal, mimpi
yang nyata itu ada di desa. Dan, mungkin impian itu pula yang menyebabkan
mengapa pengangguran dan kejahatan di kota merajalela!” “Bagus!” pak tua itu menepuk-nepuk
pundakku. “Syukurlah kalau engkau sudah menyadari. Tenagamu lebih diperlukan
di desa untuk membuktikan impian itu agar menjadi kenyataan. Ingat, Nak,
sawah ladang yang luas dan kebun yang tidak terurus memerlukan uluran tangan
kita. Itulah musuh yang harus kita taklukkan!” Dikutip
dari: Bambang Joko S,”Jakarta, Kau Bukan Tandinganku” dalam Ketika
Matahari Tak Tampak: Kumpulan Cerpen, Jakarta, Balai Pustaka, 1997 |
Akibat konflik pada kutipan cerpen
tersebut adalah…
A. Tokoh Aku tetap bertahan hidup di Kota Jakarta.
B. Tokoh Aku menjadi pengangguran di Kota Jakarta.
C. Tokoh Aku menyesali tindakannya berurbanisasi ke Jakarta.
D. Tokoh Aku tidak punya keterampilan yang membuatnya hidup di
Jakarta.
E. Tokoh Aku pulang ke kampung halamannya untuk menggarap sawah ladang.
Cermati dua kutipan novel berikut untuk soal nomor 7 s.d. 9!
Kutipan 1
Demikianlah dari waktu ke waktu kami selalu memperlakukan Mahar tanpa
perasaan. Kami lebih melihatnya sebagai seorang bohemian yang aneh. Kami dibutakan tabiat orang pada umumnya,
yaitu menganggap diri paling baik, tidak mau mengungguli keunggulan orang, dan
mencari-cari kekurangan orang lain untuk menutupi ketidakbecusan diri
sendiri... (Laskar Pelangi, Andrea Hirata) |
Kutipan 2
Tatkala aku masuk sekolah, demikian
fasih lidahku dalam bahasa Belanda sehingga orang hanya mendengarkanku
berbicara dan tidak melihat aku, mengira aku anak Belanda. Aku pun bertambah
lama bertambah percaya pula bahwa aku anak Belanda, sungguh hari-hari ini
makin ditebalkan pula oleh tingkah laku orang tuaku yang berupaya sepenuh
daya menyesuaikan dengan lenggak-lenggok orang Belanda.
(Kenang-kenangan, Abdul
Gani A.K.) |
7.
Tema kedua kutipan novel tersebut
adalah ….
|
Kutipan 1 |
Kutipan 2 |
A |
persahabatan |
persahabatan |
B |
kesombongan |
kepercayaan |
C |
kesetiaan |
keberanian |
D |
kepercayaan |
kesombongan |
E |
kesombongan |
kesombongan |
8. Pola penyajian kedua kutipan
novel tersebut adalah ….
|
Kutipan 1 |
Kutipan 2 |
A |
menggunakan pengungkapan bergaya deskriptif |
menggunakan pengungkapan bergaya naratif |
B |
menggunakan pengungkapan bergaya naratif |
menggunakan pengungkapan bergaya deskriptif |
C |
menggunakan pengungkapan bergaya melompat-lompat |
menggunakan pengungkapan bergaya meledak-ledak |
D |
menggunakan pengungkapan yang jelas dan mendetail |
menggunakan pengungkapan yang sederhana dan tidak bertele-tele |
E |
menggunakan pengungkapan bergaya romantis-naturalis |
menggunakan pengungkapan bergaya romantis-simbolis |
9. Penggunaan
bahasa kedua kutipan novel tersebut adalah ….
|
Kutipan 1 |
Kutipan 2 |
A |
menggunakan kata dan majas sederhana |
menggunakan kata dan majas kompleks |
B |
menggunakan kata dan majas kompleks |
menggunakan kata dan majas sederhana |
C |
menggunakan kata yang digunakan dalam komunikasi sehari-hari |
menggunakan kata yang bersifat klise |
D |
menggunakan kata yang bersifat klise |
menggunakan kata yang digunakan dalam komunikasi sehari-hari |
E |
menggunakan kata yang digunakan dalam komunikasi sehari-hari |
menggunakan kata yang digunakan dalam komunikasi sehari-hari |
10. Bacalah kutipan novel berikut dengan cermat!
Aku berjalan
sendiri, menanjak bukit yang tertutup kelebatan hutan jati, menyusuri jalan
tikus yang biasa dilewati para pencuri kayu. Segala indraku siap menangkap
setiap suara atau gerakan yang paling halus sekalipun. Bahkan perasaanku
sudah sangat terbiasa mengenali datangnya suasana yang berbahaya. Sekelilingku
tetap remang karena sinar matahari hampir tak mampu menembus kelebatan hutan.
Hanya pada bagian-bagian tertentu tampak serpih cahaya jatuh lurus dan
membuat pendar pada daun-daun kering yang berserakan di tanah. Selebihnya
adalah teduh atau bahkan remang. |
Hubungan
antara watak tokoh dan latar pada kutipan tersebut adalah ….
|
Watak Tokoh |
Latar |
A |
waspada |
hutan yang
sepi |
B |
pemberani |
jalan tikus
di hutan |
C |
penyayang |
perbukitan
tertutup |
D |
pembenci |
hutan
belantara |
E |
pemarah |
kelebatan
hutan |
Bacalah kutipan drama berikut dengan cermat untuk menjawab soal
nomor 11--13!
(1) Mardilah : “Mengapa engkau memusuhi bapakmu sendiri,
Suhita?” (2) Suhita : “Aku tidak memusuhi ayah, Bu. Ibu tentu
maklum sendiri, bukan? Kita pada saat-saat seperti ini membutuhkan seorang
pemimpin yang jujur, yang iktikadnya baik dan mau berkorban demi kepentingan
rakyat dan menjalankan kewajiban di segala bidang tanpa pamrih.” (3) Mardilah : (duduk) “Apakah bapakmu bukan pemimpin yang
jujur, bukan pemimpin yang sempurna iktikadnya untuk membela rakyat? Kalau
bapakmu bukan pemimpin yang sempurna dan baik, orang tidak akan mau
menyerahkan pemimpin partai kepadanya, Suhita.” (4) Suhita : “Jabatan itu bisa dibeli dengan uang dan
pembohongan-pembohongan, Ibu. Soal itu engkau bisa merenungkannya sendiri.
Tapi bukankah aku berhak menentukan apa yang layak aku perbuat? Bukankah aku
berhak untuk tidak menyukai seseorang termasuk ayahku sendiri kalau orang itu
nyata-nyata …” (5) Mardilah : (menukas dengan tajam) “Suhita! Dari mana
kau dapat kata-kata yang tidak layak itu?” (6) Suhita :
“Dari hati nuraniku.” |
11.
Latar suasana menegangkan pada kutipan
drama tersebut dibuktikan pada dialog ….
A.
(1) dan (2)
B.
(2) dan (3)
C.
(3) dan (4)
D.
(4) dan (5)
E.
(5) dan (6)
12.
Watak tokoh Suhita yang tegas dan
jujur pada kutipan drama tersebut dibuktikan pada dialog ….
A.
(1) dan (2)
B.
(2) dan (3)
C.
(3) dan (4)
D. (3) dan (5)
E. (4)
dan (6)
13. Nilai budaya yang masih dapat
ditemui di dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan kutipan drama tersebut
adalah ….
A.
menghormati
orang yang lebih tua
B.
terjadinya
perdebatan dalam sebuah keluarga
C.
membela
orang yang teraniaya
D.
memilih
pemimpin tanpa pamrih
E.
mengikuti
keputusan hati nurani
Bacalah kutipan novel berikut dengan cermat untuk menjawab soal nomor 14 dan 15!
Pagi hari musim kemarau di tengah
belantara hutan jati adalah kelengangan yang tetap terasa purba. Senyap yang
selalu membuat aku merasa terpencil dan asing. Padahal ibarat ikan, hutan
jati dan semak belukar yang mengitarinya sudah bertahun-tahun menjadi lubuk
tempat aku dan teman-temanku hidup dan bertahan. Sepi yang terasa menyimpan
ketidakpastian membuat aku dan teman-temanku harus selalu waspada. Atau
kewaspadaan adalah darah kami sendiri; sebab tanpa kewaspadaan yang tinggi
aku dan teman-temanku bisa habis oleh tembakan para penyergap yang
bersembunyi di balik batang-batang jati atau belukar. Malah lebih dari itu,
tanpa kewaspadaan yang terus melekat, bahkan ular bedudak yang banyak
berkeliaran bisa merampas nyawa kami dengan cara yang begitu mudah. Sudah dua
orang teman kami mati sia-sia karena patukan ular yang sangat berbisa itu. |
14. Keunggulan kutipan novel
tersebut adalah …
A.
Pengarang mendeskripsikan suasana
dengan sangat terperinci sehingga memudahkan pembaca dalam memahami cerita.
B.
Pengarang berhasil menggambarkan
latar dengan sedetail-detailnya sehingga mendukung ketegangan yang sedang
melingkupi diri tokoh.
C.
Pengarang telah berusaha meyakinkan
pembaca mengenai kondisi ketegangan yang sedang dialami tokoh.
D.
Pengarang telah berhasil mengolah
bahasa sehingga pembaca dimudahkan memahami permasalahan yang dialami tokoh.
E.
Pesan yang ingin disampaikan
pengarang kepada pembaca telah mengalir dengan mudah dan tepat melalui
penggunaan bahasa yang sederhana.
15. Kelemahan kutipan novel tersebut adalah …
A.
Tokoh yang muncul kurang dieksplor
suasana hati dan pikirannya sehingga dapat mendukung apa yang ingin disampaikan
pengarang kepada pembaca.
B.
Tokoh terlalu diekspos melalui
ungkapan-ungkapan sehingga gambaran yang diinginkan pengarang menjadi sulit
dipahami pembaca.
C.
Pengarang tidak terlalu spesifik
dalam menggambarkan suasana yang sedang dialami oleh tokoh sehingga kurang
mendukung.
D.
Pengarang terlalu sederhana dalam
menggambarkan suasana sehingga tidak mendukung karakter yang dimiliki tokoh.
E.
Pengarang kurang memberikan gambaran
mengenai suasana dan tempat yang menjadi latar tokoh melakukan kegiatan.
Bacalah kutipan dua cerpen berikut untuk soal nomor 16 dan 17!
Kutipan 1
Beno
pun segera bangkit dan pulang setelah membayar semangkok soto, secangkir teh,
dan sebungkus rokok. Pikirnya, tidak ada gunanya lagi dia berlama-lama di
tempat itu. Dengan malas diraihnya vespa tua miliknya di samping warung.
Sepuluh genjotan baru bisa bunyi. Yah, maklum, ciri khas kendaraan tua. Kendaraan
itu pun terseok-seok meluncur di atas panasnya jalanan aspal. Pandangan Beno
lurus ke depan. “Hai,
matanya dipasang, Bung!” Seorang penyeberang jalan membentaknya ketika nyaris
tertabrak …. |
Kutipan
2
Pak
Sholeh mengumpulkan pakaian anak-anak. Pakaian itu diangkut ke balik pintu
masjid. Ia sembunyi mengintip. Dari sana ia dapat melihat segerombolan
anak-anak bersuka ria mandi di kolam. Muli,
Barita, Pogang, dan tujuh anak lainnya masih sibuk mandi. Mereka sembur-semburan air. Ada yang
menyela jungkir balik. Ada pula yang mengapung berhanyut-hanyut. Mereka
tertawa sambil bersorak-sorak. Tak ada yang tahu pakaiannya sudah pindah
tempat. |
16. Gaya penulisan kedua kutipan cerpen tersebut
adalah ….
|
Kutipan 1 |
Kutipan 2 |
A |
menggunakan pengungkapan bergaya deskriptif |
menggunakan pengungkapan bergaya naratif |
B |
menggunakan pengungkapan bergaya naratif |
menggunakan pengungkapan bergaya deskriptif |
C |
menggunakan pengungkapan bergaya melompat-lompat |
menggunakan pengungkapan bergaya runtut |
D |
menggunakan pengungkapan yang sederhana dan mudah dipahami |
menggunakan pengungkapan yang tidak bertele-tele dan sederhana |
E |
menggunakan pengungkapan bergaya ekspresi naturalis |
menggunakan pengungkapan bergaya ekspresi simbolis |
17. Penggunaan bahasa kedua kutipan cerpen
tersebut adalah ….
|
Kutipan 1 |
Kutipan 2 |
A |
menggunakan kata dan majas sederhana |
menggunakan kata dan majas kompleks |
B |
menggunakan kata dan majas kompleks |
menggunakan kata dan majas sederhana |
C |
menggunakan kata yang digunakan dalam komunikasi sehari-hari |
menggunakan kata yang bersifat klise |
D |
menggunakan kata yang bersifat klise |
menggunakan kata yang digunakan dalam komunikasi sehari-hari |
E |
menggunakan kata yang tersusun sederhana dan digunakan dalam
komunikasi sehari-hari |
menggunakan pilihan kata seperti yang digunakan dalam komunikasi
sehari-hari |
Bacalah kutipan novel berikut
untuk soal nomor 18 dan 19!
Bapak?
Mengapa Bapak segan menatap aku? Anaknya sendiri. Dan bumi di bawah kakinya
terasa goyah. Kampung nelayan ini telah kehilangan perlindungan yang
meyakinkan baginya. Sementara itu, di belakang terus mengikuti mata-mata
Bendoro yang tak dapat dibebaskan dari bayang-bayangnya. Ia masih kenal benar
siapa-siapa yang menjemputnya—tetangga-tetangganya. Ada yang dulu menjewernya. Ada yang mendongenginya.
Ada yang pernah mengangkat dan menggendongnya sewaktu habis jatuh dari pohon
jambu. Ada yang sering dibantunya menunggu dapur. Dan ada bocah-bocah kecil
yang digendongnya dulu. Antara sebentar ia dengar kata “Bendoro Putri!
Bendoro! Bendoro! Bendoro Putri!” kata itu mendengung memburu. Mengiris dan meremas
di dalam otaknya. Bendoro! Bendoro Putri! Bendoro! Bendoro Putri! Dan
berpasang-pasang mata yang menunduk hormat bila tertatap olehnya seakan
menyindirnya: semu, semu, semua semu! |
18. Ringkasan berikut yang
tepat sesuai kutipan novel tersebut adalah …
A.
Seorang Raja sedang melakukan
musyawarah mengenai seseorang yang telah dianggapnya sebagai putrinya sendiri.
B.
Seorang nelayan yang dihadapkan
kepada penguasa oleh masyarakat atas kesalahan yang telah dilakukannya di
tengah-tengah masyarakat.
C.
Seorang anak yang kehilangan
kepercayaan dari sang bapak dan masyarakat karena telah melakukan suatu
kesalahan.
D.
Seorang pemimpin yang sedang
mengadili masyarakatnya yang telah melakukan kesalahan secara adat di
masyarakatnya.
E.
Sekelompok masyarakat sedang
menghadapkan seseorang kepada pemimpinnya karena melakukan kesalahan dan harus
diadili.
19. Kalimat kritik yang
sesuai dengan kutipan novel tersebut adalah …
A.
Latar belakang yang diungkapkan
terlalu dibuat-buat.
B.
Sistem sosial masyarakat Jawa tidak
semuanya buruk.
C.
Masyarakat Jawa sebagian besar
termasuk golongan proletar.
D.
Penghapusan feodalisme Jawa agar
tidak menimbulkan kesenjangan sosial.
E.
Priyayi harus
dihormati karena memiliki kedudukan paling tinggi pada masyarakat Jawa.
20. Cermati
kutipan puisi berikut!
Sajadah
Panjang (Taufik
Ismail) …. Diselingi sekadar interupsi (1) Mencari rezeki, mencari ilmu (2) Mengukur jalanan seharian (3) Begitu terdengar suara azan (4) Kembali tersungkur hamba (5) |
Simbol bekerja keras ditunjukkan oleh larik nomor….
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)
21. Cermati
kutipan puisi berikut!
Sajak
Matahari (W.S.
Rendra) …. Mata
mereka menyala
(1) tubuh
mereka menjadi bara
(2) dan
mereka membakar dunia
(3) Matahari
adalah cakra jingga (4) Yang
dilepas tangan Sang Krishna (5) |
Majas
metafora terdapat dalam larik nomor….
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E.
(5)
22. Cermatilah
kutipan novel berikut!
Biasanya, suasana heboh kalau adikku
mengetahui aku pulang.[….] Sepertinya, mereka sedang pergi. Eit, tapi
di lincak ada dua buah tas, salah satunya kukenal tas milik Iit, dan satu
lagi aku tidak tahu tas siapa. Yang jelas, Bapak tidak akan membiarkan
anak-anaknya meminta tas baru lagi sebab tas yang ada masih bagus. Aku
melangkah makin mendekat ke lincak, pintu rumah setengah terbuka. Kulongok,
tampak Iit sedang konsentrasi pada buku tulis di depannya, ia bersama seorang
gadis cantik, yang sepertinya teman sekolahnya. Dikutip
dari: Gatotkoco Suroso,”Iriana” dalam Jokowi Si Tukang Kayu,
Jakarta Ufuk Publishing House,2012 |
Kalimat tepat untuk melengkapi novel
rumpang tersebut adalah…
A. Aku mengucapkan salam.
B. Tapi, kini tak ada siapa-siapa.
C. Aku berinisiatif berkenalan dengannya.
D. Saat yang ditunggu-tunggu pun datang.
E. Aku menyalami teman Iit sambil tersenyum.
23. Cermatilah kutipan drama berikut!
Kakek : (masuk) Bagaimana kalau aku memakai
kopiah seperti ini, Bu? Nenek : Astaga! Tuan rumah mau pesiar ke mana
menjelang malam begini? Kakek : Tidak ke mana-mana. [….] Nenek : Mengapa membaca Koran mesti pakai
kopiah segala? Kakek : Agar komplet, Bu. Dikutip
dari: B. Soemato,”Sepasang Merpati Tua” dalam Majalah Dinding,
Yogyakarta, Gama Media, 2006 |
Dialog tepat untuk melengkapi bagian
rumpang kutipan drama tersebut adalah…
A. Habis kau membaca Koran kenapa menyendiri?
B. Aku justru memuji tindakanmu yang berani, Bu.
C. Cuma mau duduk-duduk saja sambil membaca koran.
D. Kau memperolok-olok aku di depan banyak orang begini.
E. Tapi sekarang, kopiah hanya nilai tambah penghangat belaka.
24. Cermati dialog drama acak berikut!
(1) Kira-kira 1 km lagi ke sekolah, tiba-tiba
mesin angkot mati. (2)
Hatiku gelisah, takut kesiangan sampai sekolah. (3)
Aku tidak berpikir panjang, aku turun dan berlari menuju sekolahku. (4)
Pagi ini, aku terpaksa naik angkot butut. (5)
Biasanya kupilih yang masih mulus. (6)
Kulirik jam yang melingkar di pergelangan tanganku. (7)
Jarum menunjukkan pukul 07.20. (8)
Berarti tinggal sepuluh menit lagi bel berbunyi. |
Urutan kalimat yang benar sehingga
menjadi sebuah rangkaian cerita adalah….
A. (4),(5),(1),(2),(6),(7),(8), dan (3)
B. (4),(5),(2),(1),(6),(7),(8), dan (3)
C. (5),(4),(1),(2),(6),(8),(7),
dan (3)
D. (5),(6),(7),(8),(1),(2),(4), dan (3)
E. (5),(8),(4),(1),(2),(6),(7), dan (3)
25. Bacalah kutipan puisi berikut dengan cermat!
UNTUK KITA RENUNGKAN Kita mesti telanjang dan benar-benar bersih Suci lahir dan di dalam batin Tengoklah ke dalam sebelum bicara (Ebiet G. Ade) |
Larik yang tepat untuk memvariasikan larik
bercetak miring pada kutipan puisi tersebut adalah ….
A.
Renungkanlah apa yang terucap
B.
Segala ucap adalah cermin diri
C.
Pahami diri ketika ingin berucap
D.
Segala akan kembali pada diri
E.
Kata dan laku cerminan hati
26. Cermati kutipan cerita
berikut!
Tenaga Suria hendak bekerja tidak ada
lagi. Ia sudah malas dan menaruh sakit hati juga. Kalau ia berkuasa, tidak
dapat tiada orang muda itu telah disingkirkannya. Bukankah Kosim yang
memutuskan pengharapannya? Bukan buatan sakit hatinya menerima panggilan ke
acara di Rancapurut itu. Dikutip
dari: Nur St. Iskandar, Katak Hendak Jadi Lembu, Jakarta, Balai Pustaka, 2011 |
Isi kutipan cerita tersebut sama dengan
peribahasa…
A.
Air susu dibalas air tuba.
B.
Luka hilang parut tinggal juga.
C.
Lempar batu sembunyi tangan.
D.
Ada rotan, ada duri.
E.
Umur setahun jagung.
27. Cermati kutipan drama berikut!
Samin : Fred, jangan cepat-cepat, bahaya! Fredy : Alaa, malam begini sepi, tak apa! (Samin menyusul dan menariknya
mundur) Samin : Kita berhenti dulu! Fredy : Ah! Lebih
cepat sampai ke alamatnya ‘kan lebih baik! Samin : Jangan main-main Fred! Fredy :
Aku tidak main-main! Samin : Ingat yang aku bawa surat penting! Fredy : Justru itu! Samin : Pokoknya berhenti, Fred! Aku
tidak mau ambil risiko tertangkap Belanda. Fredy : Baik, Min! Kau yang pegang komando. |
Dialog yang tepat untuk memvariasikan dialog
bercetak miring pada kutipan drama tersebut adalah …
A. Berhati-hatilah, Fred!
B.
Fred,
kita harus selalu waspada!
C.
Pelankan
langkahmu, Fred!
D. Fred, tempat ini sering dilewati
musuh!
E.
Patroli
Belanda sebentar lagi muncul, Fred!
28. Cermati kutipan
puisi berikut!
Sesobek Buku Harian Indonesia Ah, milik siapa tanah ini Milik siapa hutan-hutan yang
ditebang Pasir timah dan kayu yang secara
resmi diselundupkan Milik siapa tambang-tambang
keputusan buat masa depan Milik siapa tabungan alam yang
kini diboroskan habis-habisan Milik siapa perubahan-perubahan
kepentingan dari surat-surat keputusan Kita ini sendiri milik siapakah gerangan Pernahkan kita sedikit saja
memiliki Lebih dari sekadar dimiliki, dan
dimiliki (Emha
Ainun Najib) |
Kalimat
kritik yang sesuai dengan kutipan puisi tersebut adalah …
A.
Isi puisi ini sulit dipahami karena
hanya mengungkapkan imajinasi dan kebingungan sang penyair.
B.
Puisi ini sangat menarik dan
menjadikan pembaca ingin memahaminya lebih mendalam.
C.
Puisi ini telah berhasil menarik
perhatian pembaca terutama karena penggunaan diksinya yang mudah dipahami dan
sederhana.
D.
Pengulangan frasa-frasa tertentu
pada beberapa larik menguatkan pesan yang diinginkan penyair
E.
Puisi ini kurang memberikan diksi
yang dapat mengajak pembaca untuk berada dalam suasana yang diinginkan penyair.
29.
Cermati kutipan esai berikut!
Berbicara tentang masalah sajak, kita
sering menjumpai kata-kata masih mentah, gagal sebagai sebuah sajak, atau
tidak berbobot. Penyebabnya ada dua kemungkinan. Pertama, mungkin lantaran
penulisnya belum mahir dalam teknik menulis sajak. Kemungkinan kedua,
kurangnya penghayatan terhadap hidup, tidak menaruh perhatian pada filsafat,
atau memang usianya belum memungkinkan untuk berkecimpung dalam dunia
filsafat. Realitas yang terdapat dalam dirinya belum sanggup dia kaitkan
dengan realitas di luar karena usianya masih muda dan remaja. |
Kalimat
esai yang tepat untuk menyimpulkan kutipan esai tersebut adalah …
A.
Penulis sajak yang berkualitas
memerlukan penghayatan
B.
Penulis sajak harus mahir dalam
teknik menulis sastra
C.
Banyak karya sastra berupa sajak,
tetapi tidak tergolong ke dalam sajak berkualitas.
D.
Karya sastra yang berkualitas
terlahir dari sastrawan yang berpengalaman.
E.
Ilmu filsafat sangat menentukan
karya sastra yang dibuatnya.
30. Bacalah kedua kutipan karya sastra berikut dengan cermat!
Kutipan 1
Perkataan tajam jika dilepas
Ibarat beringin racun dan upas
Kutipan 2
Gendang gendut tali kecapi
Kenyang perut senanglah hati
Bentuk kedua kutipan karya sastra tersebut yang tepat adalah ….
|
Kutipan 1 |
Kutipan 2 |
A |
talibun |
seloka |
B |
syair |
karmina |
C |
gurindam |
karmina |
D |
karmina |
seloka |
E |
gurindam |
talibun |
31. Bacalah
kutipan puisi berikut dengan cermat!
(1) Timbul niat dalam kalbumu
(2) Terban hujan, ungkai badai
(3) Terendam karam
(4) Runtuh ripuk, tanaman rampak
(5) Manusia kecil lintang pukang
(6) Lari terbang jatuh duduk
(7) Air naik terus
(8) Tumbang bungkar pokok purba
…
(Nanyi
Sunyi, Amir Hamzah)
Imaji
visual pada kutipan puisi tersebut terdapat pada larik ….
A.
(1), (2)
B.
(1), (3)
C.
(2), (4)
D.
(4), (6)
E.
(5), (7)
32. Bacalah kutipan cerpen
berikut dengan cermat!
Pagi itu bus kota dari Cililitan menuju Blok M penuh
sesak. Penumpang yang tidak dapat tempat duduk terpaksa berdiri. Bau parfum
murahan dan bau keringat menyengat hidung. Seorang lelaki tua terpaksa ikut
berdiri. Tangan kirinya yang kurus memegang besi gantungan di bawah atap bus,
sementara tangan kanannya memegang tongkat untuk menyangga kakinya yang
buntung. Wajah lelaki itu sudah penuh keringat. Tetapi ia tetap bertahan
menahan berat tubuhnya. Berkali-kali tubuh lelaki tua itu kehilangan
keseeimbangan di saat sopir menghentikan kendaraan secara tiba-tiba. |
Sudut pandang yang digunakan
pengarang dalam cerita tersebut adalah ….
A. Orang pertama tokoh utama
B. Orang pertama tokoh tambahan
C. Orang kedua
D. Orang ketiga pengamat
E.
Orang ketiga serba tahu
33. Cermati kutipan drama berikut!
Jo : “Kelompok tayub, Pak. Kami
kelompok kesenian.” Hansip : “Mempunyai surat izin?” Jo : “Punya, Pak! (Jo merogoh saku,
tapi tak ditemuinya surat yang dimaksud). Hansip :
“Bohong, kamu pasti tidak punya surat izin pertunjukan. Kalian pasti tidak
punya kartu seniman. Ini menyalahi peraturan! Setiap kali kegiatan seni di
desa ini harus mempunyai surat izin dari yang berwajib, tidak ada
tawar-menawar.” Jo : “Tapi kami kelompok kesenian rakyat!
Tradisional, Pak, dan patut untuk dilestarikan, Pak!” Hansip : “Tidak peduli tradisional atau modern,
yang penting surat izin.” |
Watak
tokoh hansip pada kutipan drama tersebut adalah….
A. kaku
B. licik
C. pembohong
D. pemberontak
E. pembangkang
34. Cermati gurindam tersebut!
Apabila
terpelihara lidah niscaya
dapat daripadanya faedah |
Amanat yang terkandung dalam gurindam
tersebut adalah…
A. Perbuatan yang baik, niscaya akan senantiasa memperoleh balasan
yang baik pula.
B. Kita harus menjaga kesehatan mulut agar terhindar dari berbagai
kuman penyakit.
C. Apabila kita berhati-hati dalam berbicara, ucapan yang keluar akan
bermanfaat bagi orang.
D. Apabila kita dapat memelihara lidah saat berkata, kita akan
senantiasa memperoleh beberapa faedah.
E. Semua perkataan yang keluar dari mulut kita tentulah akan selalu
mendatangkan manfaat.
35. Bacalah kutipan hikayat berikut dengan
cermat!
Kata yang empunya cerita ini adalah
sebuah negeri yang bernama Padali Pareom. Raja yang memerintahkan negeri itu
bernama Soegadarma. Adalah raja itu berputra empat orang laki-laki. Anak raja
itu tersangat dungu lagi dengan bebalnya, tiada menerima nasihat orang. Dari
sebab yang demikian, sangatlah murka Baginda akan anaknya itu karena
seolah-olah ia hendak menghilangkan dan merusakkan keturunan raja-raja yang
dahulu kala. Baginda bertitah,”Jikalau anak yang demikian itu seribu sekali
pun, tidaklah memberi faedah kepadaku; jikalau kiranya ada seorang anak yang
berbahagia, niscaya berguna kepadaku. Apatah kuperoleh anak yang demikian? |
Berdasarkan kutipan hikayat tersebut,
anak Baginda Raja mempunyai karakter….
A. pintar dan bebal
B. dungu dan bebal
C. dungu dan tampan
D. tampan dan pintar
E. pintar dan bijaksana
36. Cermati teks dialog berikut!
Ayah : Bu, tahun baru ini, baiknya kita pergi
ke mana? Ibu : Ibu merasa malas bepergian pada
tahun baru. Ayah : Mengapa malas, Bu? Ibu : Ingat tidak, tahun lalu kita pergi
ke luar kota? Ayah : Ingatlah, Bu. Ayah, kan, belum pikun.
Memangnya kenapa? Ibu : Tidak nyaman, kan, Yah? Sepanjang
jalan macet total. Berapa jam kita di perjalanan? Ayah : Benar juga, Bu. Lalu, tahun baru ini
kita mau ke mana? Ibu : Di rumah saja. |
Topik pembicaraan dalam percakapan
tersebut adalah….
A. kemacetan saat tahun baru
B. tidak jadi pergi ke luar kota
C. rencana kegiatan tahun baru
D. ketidaknyamanan tahun baru
E. keputusan untuk tetap di rumah
37. Cermati puisi berikut!
SELAMAT
PAGI INDONESIA Selamat
pagi Indonesia Tak
ada lagi air mata buatmu hari ini Sudah
kering air mata menangisi engkau Selamat
pagi Indonesia Semoga
kau bahagia |
Kalimat
kritik untuk puisi tersebut adalah…
A. Larik yang dikembangkan terbatas pada pengertian waktu.
B. Kata-kata padat sehingga imajinasi pembaca dapat berkembang.
C. Penyair harus cermat memilih diksi agar puisi lebih mengesankan.
D. Sajak “Selamat Pagi” mudah dimengerti karena bahasanya sederhana.
E. Sajak “Selamat Pagi” berisi sindiran kepada bangsa Indonesia.
Bacalah kutipan novel berikut dengan cermat untuk menjawab soal nomor 38—39!
Kebodohan
berbentuk seperti asap, uap air, kabut. Dan ia beracun. Ia berasal dari
sebuah tempat yang namanya tidak pernah dikenal manusia. Jika ingin menemui
kebodohan maka berangkatlah dari tempat di mana saja di planet biru ini
dengan menggunakan tabung roket atau semacamnya, meluncur ke atas secara
vertikal, jangan pernah sekalipun berhenti. …. Lintang
bereksperimen merumuskan metode jembatan keledainya sendiri untuk
pelajaran-pelajaran hafalan Biologi misalnya. Ia menciptakan sebuah
konfigurasi belajar metabolisme dengan merancang kelompok sistem biologis
mulai dari sistem alat tubuh, pernapasan, pencernaan, gerak, sampai sistem
saraf dan indra, baik untuk manusia, vertebrata, maupun avertebrata, sehingga
mudah dipahami. ….
ia akan membuat analogi buang hajat cacing itu pada sistem eksresi protozoa
dengan anatomi vakuola kontraktil yang rumit itu, …. (Laskar Pelangi, Andrea Hirata) |
38.
Kalimat kritik yang tepat terhadap
penggunaan bahasa pada kutipan novel tersebut adalah …
A. Novel Laskar Pelangi memiliki penggunaan bahasa yang cukup rumit karena
dipenuhi istilah-istilah, tetapi tetap komunikatif.
B. Pembaca Novel Laskar Pelangi dihadapkan pada model
berbahasa yang berlaku di dunia akademis, terutama penggunaan istilah.
C. Penggunaan istilah dalam Novel
Laskar Pelangi agak mengganggu karena
tidak semua pembaca memahami makna istilah tersebut.
D.
Secara tidak langsung, Andrea Hirata
telah menentukan masyarakat yang akan membaca karyanya melalui pemanfaatan istilah
pada novelnya.
E.
Kebebasan dan hasrat baca masyarkat
terbatasi dalam menikmati novel ini karena adanya penggunaan istilah-istilah
akademis.
39. Kalimat kritik yang
tepat terhadap penokohan pada kutipan novel tersebut adalah …
A. Kutipan novel tersebut
menampilkan penokohan yang sederhana dan mudah dipahami.
B. Pembaca kutipan novel tersebut
dihadapkan pada model penokohan yang tidak lazim.
C. Penggambaran tokoh dalam
kutipan novel tersebut agak sulit dipahami.
D. Kutipan novel tersebut
menggambarkan tokoh dengan agak berbelit-belit dan susah dipahami.
E.
Andrea Hirata kurang sukses dalam
menggambarkan tokohnya sehingga menyulitkan pembaca
40. Bacalah kutipan drama berikut dengan cermat!
Dalam sunyi Abu berusaha menangkap
cahaya. Abu, Kakek, di manakah di sana? Kakek, Di sini! Abu, Di mana? Kakek, Di sini! Abu, Di sini? Hutan
sunyi dalam Abu. (Kapai-Kapai, Arifin C. Noer) |
Kalimat kritik yang tepat terhadap
penggunaan bahasa pada kutipan novel tersebut adalah …
A.
Penggunaan bahasa yang sederhana
pada kutipan drama tersebut memudahkan pembaca menangkap makna pada dialog.
B.
Penggunaan bahasa yang cenderung
simbolis pada kutipan drama tersebut sedikit menyulitkan pembaca dalam
menangkap makna setiap dialog.
C. Kutipan drama tersebut cukup
menarik walaupun bahasanya cukup rumit karena dipenuhi konotasi-konotasi.
D. Pembaca dihadapkan pada model
berbahasa yang memerlukan berpikir lebih untuk mencernanya.
E.
Penggunaan bahasa agak mengganggu karena tidak
semua pembaca memahami makna dari kata
tersebut.
24.
Kalimat kritik yang tepat terhadap
penokohan
pada kutipan novel tersebut adalah …
E. Kutipan novel tersebut
menampilkan penokohan yang sederhana dan mudah dipahami.
F.
Pembaca
kutipan novel tersebut dihadapkan pada model penokohan yang tidak lazim.
G. Penggambaran tokoh dalam
kutipan novel tersebut agak sulit dipahami.
H. Kutipan novel tersebut
menggambarkan tokoh dengan agak berbelit-belit dan susah dipahami.
F.
Andrea Hirata kurang sukses dalam
menggambarkan tokohnya sehingga menyulitkan pembaca
14. Cermatilah kutipan cerpen berikut!
“Laris ya, Pak,” sapaku suatu hari. “Alhamdulillah. Tuhan sudah mengatur
rezeki setiap orang, Nak,” katanya dengan wajah berseri-seri. Aku berusaha menyelidiki, mengapa
dagangannya laris di tempat lain, dan tidak laku di desaku. Setelah kuuntit,
barulah aku tahu, di desa sebelah ternyata sedang ada pembangunan masjid.
Pemborongnya seorang haji yang baik hati. Di sinilah Pak Tua itu menggelar
dagangannya. Setiap hari pemborong itu memborong buah-buahannya lalu
membagikannya kepada anak buahnya. Mungkin pemborong itu merasa kasihan kepada
penjual buah yang sudah tua tersebut. Namun, yang perlu dicatat, meskipun
sudah renta, penjual buah ini sangat rajin beribadah. Tak sekalipun ia
meninggalkan salat lima waktu. Dikutip
dari: Bambang Joko S,”Hari Terakhir Menjual Buah” dalam Ketika
Matahari Tak Tampak: Kumpulan Cerpen, Jakarta, Balai Pustaka, 1997 |
Nilai moral yang terdapat pada kutipan
cerpen tersebut adalah…
F. Menolong orang lain yang sedang kesusahan.
G. Selalu berusaha keras untuk mencapai sesuatu.
H. Selalu bersyukur dan berserah diri kepada Tuhan.
I.
Tidak pernah mengharap belas kasihan
orang lain.
J. Jangan pernah mengharap imbalan dari setiap kebaikan.
19. Cermati gurindam tersebut!
Apabila
terpelihara lidah niscaya
dapat daripadanya faedah |
Amanat yang terkandung dalam gurindam
tersebut adalah…
F. Perbuatan yang baik, niscaya akan senantiasa memperoleh balasan
yang baik pula.
G. Kita harus menjaga kesehatan mulut agar terhindar dari berbagai
kuman penyakit.
H. Apabila kita berhati-hati dalam berbicara, ucapan yang keluar akan
bermanfaat bagi orang.
I.
Apabila kita dapat memelihara lidah
saat berkata, kita akan senantiasa memperoleh beberapa faedah.
J. Semua perkataan yang keluar dari mulut kita tentulah akan selalu
mendatangkan manfaat.
20. Bacalah kutipan hikayat berikut dengan
cermat!
Kata yang empunya cerita ini adalah
sebuah negeri yang bernama Padali Pareom. Raja yang memerintahkan negeri itu
bernama Soegadarma. Adalah raja itu berputra empat orang laki-laki. Anak raja
itu tersangat dungu lagi dengan bebalnya, tiada menerima nasihat orang. Dari
sebab yang demikian, sangatlah murka Baginda akan anaknya itu karena
seolah-olah ia hendak menghilangkan dan merusakkan keturunan raja-raja yang
dahulu kala. Baginda bertitah,”Jikalau anak yang demikian itu seribu sekali
pun, tidaklah memberi faedah kepadaku; jikalau kiranya ada seorang anak yang
berbahagia, niscaya berguna kepadaku. Apatah kuperoleh anak yang demikian? |
Berdasarkan kutipan hikayat tersebut,
anak Baginda Raja mempunyai karakter….
F. pintar dan bebal
G. dungu dan bebal
H. dungu dan tampan
I.
tampan dan pintar
J. pintar dan bijaksana
21. Cermati teks dialog berikut!
Ayah : Bu, tahun baru ini, baiknya kita pergi
ke mana? Ibu : Ibu merasa malas bepergian pada
tahun baru. Ayah : Mengapa malas, Bu? Ibu : Ingat tidak, tahun lalu kita pergi
ke luar kota? Ayah : Ingatlah, Bu. Ayah, kan, belum pikun.
Memangnya kenapa? Ibu : Tidak nyaman, kan, Yah? Sepanjang
jalan macet total. Berapa jam kita di perjalanan? Ayah : Benar juga, Bu. Lalu, tahun baru ini
kita mau ke mana? Ibu : Di rumah saja. |
Topik pembicaraan dalam percakapan
tersebut adalah….
F. kemacetan saat tahun baru
G. tidak jadi pergi ke luar kota
H. rencana kegiatan tahun baru
I.
ketidaknyamanan tahun baru
J. keputusan untuk tetap di rumah
22.
إرسال تعليق