-

FIQO

'Materi Birrul Walidain" di TC Baitul Arqom 1445 H Pada Hari Kedua

FIQO - TC Baitul Arqom di SMK MUTU Pasuruan memasuki hari kedua di bulan Ramadhan 1445 H. Di hari kedua TC Baitul Arqom 1445 H di SMK MUTU Pasuruan ada perubahan jadwal. 

Diawali dengan sholat Dhuha dilanjutkan dengan tadarus Al Qur'an yang dipimpin langsung oleh Ustad Baujir, S.Pd. Beliau merupakan salah satu anggota dari Mubaligh Muda Muhammadiyah di kota Pasuruan sekaligus Ketua Majelis Ekonomi PCM Panggungrejo. 


Hal ini merupakan langkah yang baik supaya anak-anak bisa memulai kosentrasi dan fokus dalam mengikuti TC Baitul Arqom ini di hari kedua ini. Beberapa surah-surah pendek ditadarruskan bersama supaya siswa bisa menghafal ayat-ayat Al Qur'an serta memahami makna yang terkandung dalam surahnya. 

Setelah tadarrus bersama selesai. Jadwal berikutnya yakni materi pertama dalam kajian TC Baitul Arqom ini yang disampaikan oleh Ustadzah Tenang Indriyani dengan tema "Birul Walidain Pembuka Kunci Sukses"


Berikut pemaparan kajian birul walidain dalam sesi pertama ini.

Kata Birrul berasal dari al Birr yang artinya kebaikan sebagaimana dalam sabda Rasulullah SAW dalam sebuah hadits."Al Birr adalah baiknya akhlak," (HR Muslim nomor 1794)

Sementara itu, Al-Walidain artinya kedua orang tua kandung.


Birrul walidain merupakan kewajiban bagi anak untuk menunjukkan akhlak yang mulia kepada orang tua (etika terhadap orang tua), seperti menuruti perintahnya selama masih dalam ranah baik dan tidak menyimpang, kemudian tidak menyia-nyiakan keberadaannya, serta mendoakan ketika meninggal.


"Jika anak Adam meninggal, maka amalannya terputus kecuali dari tiga perkara, sedekah jariyah atau wakaf, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang berdoa kepadanya," (HR Muslim nomor 1631). Perintah berbakti kepada kedua orang tua tersemat dalam Al-Qur'an, salah satunya pada surat Al Isra ayat 23 yang artinya :

"Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik,"


Keutamaan Birrul Walidain
Birrul walidain termasuk perilaku positif dalam Islam yang mengandung banyak keutamaan. Berikut penjelasan beberapa keutamaan birrul walidain.

1. Amalan yang paling dicintai Allah
Keutamaan birrul walidain yang pertama adalah dicintai oleh Allah Swt. Hal ini lantaran perilaku berbakti pada orang tua tergolong sebagai amalan yang sangat dicintai Allah. Keutamaannya setara dengan salat tepat pada waktunya hingga melakukan jihad di jalan Allah.

2. Memperpanjang umur dan memudahkan turunnya rezeki bagi anak
Anak yang berbakti pada orang tua akan memiliki hidup yang penuh keberkahan. Berkah tersebut bisa berupa panjang umur dan rezeki yang dimudahkan. Hal ini sesuai dengan penjelasan hadits birrul walidain mengenai silaturahmi, yang bunyinya:
“Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; “Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambahkan rezekinya, maka hendaknya ia berbakti kepada kedua orang tuanya dan menyambung silaturahim [kekerabatan].” (HR. Ahmad).

3. Jalan menuju surga
Keutamaan birrul walidain juga mencakup pahala dari Allah. Berbakti kepada orang tua merupakan salah satu jalan seorang muslim menuju surga. Orang tua menjadi pintu pertengahannya. Nabi Muhammad bersabda:
“Orang tua merupakan pintu surga paling pertengahan, jika engkau mampu maka tetapilah atau jagalah pintu tersebut.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban, dishahihkan Syaikh Al-Albani dan syaikh Al-Arnauth).

4. Doa lebih mustajab
Allah akan mengabulkan doa seorang muslim yang ditujukan kepada kedua orang tuanya. Peluang diijabahnya doa tersebut lebih besar, sesuai hadits tentang birrul walidain berikut:
"Ada tiga doa yang mustajab, tidak ada keraguan akan hal itu; doa orang yang terzalimi, doa seorang musafir, dan doa orang tua untuk [kebaikan] anaknya.” (HR. Ibnu Majah dan dihasankan oleh Syaikh Al-Arnauth).

5. Taubat diterima Allah
Dengan membiasakan perilaku birrul walidain, Allah SWT akan menerima taubat seseorang, sekalipun yang dilakukannya ialah dosa besar. Hal ini sesuai hadits berbakti kepada orang tua yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar berikut.
“Seorang pria datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia berkata, 'Wahai Rasulullah, saya telah melakukan dosa besar, apakah masih ada taubat untukku?' Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepadanya, 'Apakah kamu masih memiliki kedua orang tua?' 'Tidak'. 'Apakah kamu memiliki khalah [saudari ibu]?' 'Iya.' Kalau begitu berbuat baiklah kepadanya.'” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Hibban, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani).

Contoh Bentuk-bentuk Birul Walidain
1. Berbakti kepada orang tua ketika masih hidup      Menaati segala perintah mereka kecuali dalam urusan kemaksiatan, berbuat baik kepada mereka, menghormati mereka, mengasihi mereka, mencintai mereka, menggunakan sopan santun yang baik ketika berbicara kepada mereka, mendoakannya sewaktu masih hidup maupun telah meninggal serta berbuat baik kepada kerabatnya setelah keduanya meninggal dunia.

2. Bakti kepada orang tua yang sudah meninggal
Caranya ialah dengan memohonkan doa dan istighfar sebanyak-banyaknya bagi keduanya, bersedekah, menshalatkan ketika keduanya meninggal, selalu memintakan ampun untuk keduanya, membayar utang-utang mereka, melaksanakan segala wasiat mereka, menghubungkan silaturrahmi dengan sekalian keluarga, berbuat baik kepada rekan, kawan dan orang-orang kesayangan mereka.

Di akhir sesi, Ustadzah Tenang memberikan pertanyaan singkat mengenai "Hal-hal baik yang pernah dilakukan kepada kedua orang tua" dalam kehidupan sehari-hari". Jawaban ditulis di kertas dan diserahkan ke Ustadzah Tenang. 









Tulis Saran & Komentar dengan Bijak

Lebih baru Lebih lama
FIQO