Catatan Dari Bapak Abu Nasir, M.Ag.
Saya agak gamang menjawab pertanyaan itu. Soal yang dalam taksonomi bloom atau Anderson berada dalam ranah C1. Saya pikir ini tidak serius, lalu saya jawab : " entah,ya. Saya lupa ".
Hari ini, Jumat 18 November 2022 - tanggal miladiyah lahirnya Muhammadiyah - tepat milad ke 110, kami berangkat pukul 07.00 dari kantor PDM kota Pasuruan menuju lokasi muktamar muhammadiyah dan Aisyiyah ke 48 di Solo, tepatnya Universitas Muhammadiyah Surakarta. Muktamar akan berlangsung tanggal 18 - 20 November 2022.
Peserta dari PDM terdiri dari 2 orang perwakilan pimpinan harian yaitu saya sendiri dan Nuryasin, 2 orang perwakilan dari PCM Gadingrejo dan Purworejo yakni Agus Supriono dan Mudi Rawit. PDA mengirim utusan 3 orang:Mudjiati, Faridah Agustiarini dan Baror Masfufah. Tentu penunjukan peserta ini didasarkan pada ketentuan organisasi baik AD/ART maupun pertimbangan internal masing masing PDM-PDA se Indonesia.
Penggembira muktamar sebanyak 382 dan diperkirakan masih bertambah akan berangkat Jumat malam pukul 10 dari depan kantor PDM. Mereka akan naik bis yang sudah direncanakan sebelumnya. Alhamdulillah pak walikota berkenan memberangkatkannya. Adik adik panitia diharapkan berkoordinasi dengan pihak aparat keamanan demi menjaga ketertiban dan kemaslahatan.
Kita sangat berterimakasih dan mengapresiasi kerja panitia selama 2 bulan sampai jelang hari H perhelatan muktamar. Setelah berhasil melaksanakan berbagai kegiatan semarak muktamar panitia terus bergerak menyemangati pimpinan dan warga persyarikatan untuk berpartisipasi dalam muktamar, apapun bentuknya. Kelak itu menjadi amal jariyah bagi semua.
Sungguh tidak mudah menggerakkan masyarakat yang relatif berada dalam kelas masyarakat perkotaan. Mereka adalah kelompok melek nalar dan sadar sosial sementara urusan partisipasi adalah persoalan spirit dan gairah yang lebih pada ranah qalbu. Tetapi, gerakan adalah soal kekuatan ideologi. Seringkih apapun keadaan jika ideologi telah mengakar kuat dia akan menggerakkan hati, pikiran dan badan, bahkan uang!
Barang Mahal
Menjadi penggembira muktamar ternyata masih menjadi barang mahal di kota Pasuruan. Kita bisa berdiskusi tentang hal ini untuk berbagai alasan. Endingnya satu: tidak berangkat. Kita terima semua keadaan dengan penuh kesadaran dan bersyukur ada 7 bus yang siap.
Sulitnya mengajak warga dan pimpinan untuk menjadi penggembira sangat dirasakan oleh panitia. Hampir selama 1-2 bulan woro woro goes to Solo disebar berhari hari tiada henti. Tak ada satu pun yang tergerak. PDM lalu mengambil kebijakan dengan " mewajibkan" guru - guru di sekolah dengan subsidi biaya. Dari sana pendaftar penggembira mulai terdata.
Panitia mengurutkan jumlah peserta terbanyak dari atas ke bawah . SPEAM menduduki urutan pertama dengan jumlah 165 orang. Mereka menyertakan guru dan santri dengan jumlah terbesar, SD Al Kautsar menempati urutan kedua dengan 50 person. Berturut turut diikuti SMK Mutu 25 orang, PDA 36 , TK ABA, SMP, SD-MI masing masing 19, 10 dan 12. Selebihnya berkisar antara 4-8 orang.
Diantara PCM, hanya Purworejo yang tidak terdata sebagai penggembira. Padahal Purworejo punya wakil peserta Muktamar. PCM Bugul menyumbang peserta terbanyak 14 , Gadingrejo 8 dan Panggung 4 orang. Jumlah yang sama dengan penggembira PDM-Majelis. Lumayan.
PR PDM
Gambaran penggembira ini sedikit banyak bisa dijadikan tolok ukur sederhana pergerakan dan semangat bermuhammadiyah. Di kota Pasuruan, masih banyak PR yang perlu dituntaskan: Komitmen manhaj berkemajuan, spirit dan gairah bermuhammadiyah, rasa percaya diri dan memiliki, dan lain sebagainya. Entah beban psikologis macam apa yang menghinggapi kita sehingga sulit beranjak dari zona nyaman ini. Tak perlu seheroik di daerah lain dengan ribuan penggembira ataupun bersepeda ribuan km, namun dengan memperhatikan dan peduli kebutuhan panitia muktamar saja misalnya akan terasa sekali bagi PDM adanya support dan spirit yang sama terhadap gelaran lima tahunan ini.
Karena itu sangat disayangkan jika ada pimpinan dan warga yang mengaku berkemajuan tetapi sama sekali tidak ada kepedulian terhadap even besar ini. Menjadi muslim berkemajuan memang tidak mudah butuh banyak kekuatan: pikiran, hati, jiwa, badan dan kecukupan amwal.
Namun penting dicatat dalam lima tahun terakhir sudah mulai kita rasakan pimpinan dan warga persyarikatan rela dan tulus bergerak mengikuti getaran Muhammadiyah Aisyiyah seluruh Indonesia bahkan dunia. Katakanlah, di daerah yang terkepung oleh saudara muda bongsor kita berani mendongakkan kepala untuk duduk dan berdiri sejajar dengan mereka, meskipun sampai hari ini belum ada satupun papan nama kecuali di pusat dakwah kita.
Selamat Muktamar di Jakarta, ya Pak
Denyut muktamar kali ini benar benar terasa kuat. Momentumnya bersamaan dengan pelandaian pandemi dan penantian selama 7 tahun periode kepemimpinan 2015-2022. Selain itu juga kita sedang menuju tahun politik 2024 dan disaat sama Muhammadiyah sudah dan sedang mengepakkan sayapnya di berbagai negara dalam bentuk PCIM PCIM. Itu sebabnya muktamar kali ini benar benar mampu mengaduk aduk hati dan pikiran warga dan masyarakat Indonesia. Akan aneh jika di hari begini ada pimpinan yang masih bertanya seperti dalam judul diatas.
" Kapan Muktamarnya pak? Tempatnya dimana?"
Ini bukan mengada ada. Memang benar terjadi. Sekelas pimpinan masih bertanya seperti itu,bukan karena faktor usia yang sudah tidak bisa akses informasi.
Saya cukup tergelitik dan bisa maklum ketika menerima ucapan:
" SELAMAT DAN SUKSES MUKTAMAR MUHAMMADIYAH KE 48 BULAN NOVEMBER DI JAKARTA"
dari seorang kolega pimpinan ormas adik bongsor.
Kelihatan maksa sekali dia membuat ucapan tapi paling tidak ada perhatian dari mereka.
Namun jika ada pimpinan dan warga persyarikatan, apalagi pekerja di AUM, kader kader AMM yang masih gelagapan tentang muktamar atau malah tidak tahu sama sekali, sementara berhari hari berita muktamar, statemen, seminar, talk show, ,heroisme penggembira yang rela bersepeda berhari hari dan lain lain tidak membuat pimpinan dan warga nyadar betapa brandednya Muhammadiyah sekarang, tentu perlu direkatkan intensitasnya kepada Muhammadiyah.
Mari kita nikmati jamuan muktamar kali ini.Libatkan diri dalam keheroismeannya. Teguhkan niat dan asa. Majukan umat dan bangsa. Di Solo kita akan bertemu dengan saudara saudara kita dari berbagai wilayah Indonesia.
Terkadang untuk menyemangati diri sendiri saya cukup mengingat kiprah seorang teman yang sudah sangat sukses, tapi tetap rendah hati dan mau mengurus Muhammadiyah. Dengannya saya juga sudah janjian untuk bertemu di Colomadu, yaitu mas Hery Kustanto, putra mbarep Bu Hj.- pak H Kusnan (almarhum- Allahummaghfir lahu) yang sekarang menjadi ketua PCM Serpong Utara Tangerang Selatan yang sudah lebih dulu menunggu di Surakarta .
Semoga sehat, aman dan lancar semua. Aamiin
Jangan lupa untuk terus bergembira!
Abnas
Posting Komentar