-

FIQO

Kajian "Memajukan Indonesia Mencerahkan Semesta" oleh Ustadz DR. Sulton Amin dari PWM Jawa Timur

FIQO.my.id-Kajian yang sangat menarik dari pembicara yang sangat piawai dalam memberikan pencerahan kepada para jama'ahnya. Kali ini Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Pasuruan mengundang Tokoh Muhammadiyah Jawa Timur yaitu Ustadz DR. H. Sulton Amin. 

Kehadiran beliau laksana dahaga ummat setelah sekian lama tidak ada kajian Ahad Pagi dikarenakan pandemi Covid-19. Selain itu ini merupakan awal dimulainya Kajian Ahad Pagi di lingkungan persyarikatan Muhammadiyah Kota Pasuruan. 


Sengaja panitia mengambil tema yaitu "Memajukan Indonesia Mencerahkan Semesta" mungkin itu ada hal cocok bagi Persyarikatan Muhammadiyah yang terus bergerak tiada henti untuk pengabdian kepada ummat. Beberapa media massa baik lokal maupun nasional melihat permasalahan yang ada di Indonesia mulai dari dunia artis, dunia politik dan lainnya. Tetapi Muhammadiyah dengan media online terus memberitakan berbagai kemajuan Muhammadiyah kepada ummat, Indonesia dan bangsa. Seperti Pembukaan Sekolah Muhammadiyah di Australia, Pembukaan University Muhammadiyah di Malaysia, serta rencana Universitas Muhammadiyah Surakarta mendirikan Universitas Muhammadiyah di Seoul Korea Selatan. Demikian diungkapkan oleh Ustadz Drs. H. Abu Nasir, M.Ag. selalu ketua PDM kota Pasuruan dalam sambutan pembukaan kajian Ahad pagi ini. 

Memasuki acara inti yaitu Pengajian yang dibuka langsung dengan slide Memajukan Indonesia Mencerahkan Semesta. Menurut beliau Muhammadiyah sudah banyak memakan asam garam mengenai kemajemukan, toleransi dan lainnya. Seperti Muhammadiyah di Indonesia Timur. 


Di Indonesia Timur seperti Universitas Muhammadiyah Kupang dan Universitas Muhammadiyah sorong yang mahasiswanya hampir 80℅ mahasiwa nya beragama Kristen. Sehingga jangan ada yang coba-coba memberikan pelajaran kepada Muhammadiyah mengenai NKRI Harga mati. Dikarenakan Muhammadiyah sudah bisa memberikan sumbangsih yang lebih kepada bangsa dan negara. 


Yang menarik pada kajian ini, tiap peserta diberikan kertas 2 lembar beserta alat tulisnya. Sehingga banyak peserta kajian yang bertanya-tanya untuk apa kerta tersebut. Baru kemudian Ustad Sulton Amin memberikan tausiyahnya dengan perintah untuk menulis apa yang harus saya syukuri saat ini. Kemudian apa yang belum diraih pada saat ini. 








Tulis Saran & Komentar dengan Bijak

Lebih baru Lebih lama
FIQO