Pembatasan pengunjung di Alun-alun Kota Pasuruan kini lebih fleksibel. Itu setelah lebih dari dua bulan Ruang Terbuka Hijau (RTH) tersebut ditutup sejak Kota Pasuruan ditetapkan zona merah Covid-19.
Sebelumnya, Pemkot Pasuruan memasang garis di sekeliling alun-alun. Tujuannya agar masyarakat tak berkunjung. Sebab kunjungan masyarakat itu dikhawatirkan akan memicu kerumunan sehingga berpotensi terhadap penyebaran virua korona.
Seiring waktu, garis pembatas alun-alun itu acap kali rusak. Masyarakat pun kembali berkunjung ke kawasan itu. Saat ini, kawasan alun-alun kembali terbuka. Namun Pemkot juga tetap melakukan penjagaan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan Kota Pasuruan Rudiyanto mengaku sudah tiga kali mengganti garis pembatas di alun-alun. Akan tetapi, garis pembatas kembali rusak.
Lantaran itu, Pemkot tidak lagi memasang garis pembatas. Masyarakat juga tak dilarang memasuki alun-alun. Dengan catatan, tetap memperhatikan protokol kesehatan untuk menghindari penyebaran virus korona.
“Jadi bukan dilonggarkan ya, hanya lebih lentur saja pembatasannya,” ungkap Rudi -sapaan Rudiyanto.
Selama ini, Pemkot menyediakan beberapa petugas yang menjaga kawasan itu. Para petugas itu mengawasi pengunjung agar tak melanggar aturan seperti membuang sampah di sembarang tempat.”Maka sekarang kami maksimalkan petugas untuk menjaga,” tambah dia.
Lagi pula, kata Rudi, kawasan alun-alun selama ini memang menjadi wahana rekreasi keluarga bagi masyarakat. Sedangkan sejak pandemi, beberapa tempat wisata sudah ditutup.
“Tentu kondisi seperti ini kan memicu kejenuhan. Jadi ini bisa menjadi sarana refreshing. Dengan catatan tetap sesuai protokol kesehatan,” tandasnya.
Meski begitu, sejumlah RTH lainnya sampai saat ini masih ditutup. Seperti Taman Kota di Jalan Pahlawan yang tetap dikelilingi garis pembatas. (tom/fun)
Sebelumnya, Pemkot Pasuruan memasang garis di sekeliling alun-alun. Tujuannya agar masyarakat tak berkunjung. Sebab kunjungan masyarakat itu dikhawatirkan akan memicu kerumunan sehingga berpotensi terhadap penyebaran virua korona.
Seiring waktu, garis pembatas alun-alun itu acap kali rusak. Masyarakat pun kembali berkunjung ke kawasan itu. Saat ini, kawasan alun-alun kembali terbuka. Namun Pemkot juga tetap melakukan penjagaan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan Kota Pasuruan Rudiyanto mengaku sudah tiga kali mengganti garis pembatas di alun-alun. Akan tetapi, garis pembatas kembali rusak.
Lantaran itu, Pemkot tidak lagi memasang garis pembatas. Masyarakat juga tak dilarang memasuki alun-alun. Dengan catatan, tetap memperhatikan protokol kesehatan untuk menghindari penyebaran virus korona.
“Jadi bukan dilonggarkan ya, hanya lebih lentur saja pembatasannya,” ungkap Rudi -sapaan Rudiyanto.
Selama ini, Pemkot menyediakan beberapa petugas yang menjaga kawasan itu. Para petugas itu mengawasi pengunjung agar tak melanggar aturan seperti membuang sampah di sembarang tempat.”Maka sekarang kami maksimalkan petugas untuk menjaga,” tambah dia.
Lagi pula, kata Rudi, kawasan alun-alun selama ini memang menjadi wahana rekreasi keluarga bagi masyarakat. Sedangkan sejak pandemi, beberapa tempat wisata sudah ditutup.
“Tentu kondisi seperti ini kan memicu kejenuhan. Jadi ini bisa menjadi sarana refreshing. Dengan catatan tetap sesuai protokol kesehatan,” tandasnya.
Meski begitu, sejumlah RTH lainnya sampai saat ini masih ditutup. Seperti Taman Kota di Jalan Pahlawan yang tetap dikelilingi garis pembatas. (tom/fun)
Posting Komentar