Sikap Zuhud Pimpinan Muhammadiyah
Zuhud merupakan suatu sikap terpuji yang disukai Allah SWT, di mana seseorang lebih mengutamakan cinta akhirat dan tidak terlalu mementingkan urusan dunia atau harta kekayaan.
Kebetulan saya berada di lingkungan Muhammadiyah sejak kecil. Otomatis saya secara intens berinteraksi sosial dengan keluarga besar Muhammadiyah dikota saya tinggal. Meskipun tidak banyak warga daerahku ber-Islam melalui Muhammadiyah, namun warga Muhammadiyah sangat kompak dan hidup sederhana, dan gemar URUNAN bila diajak membangun islam melalui Muhammadiyah.
Banyak warga Muhammadiyah yang mengajar di PAUD,TK, SD, SMP SMK Muhammadiyah, menjadi takmir dan pengurus Muhammadiyah baik dilevel pimpinan tidak ber gaji.
Beliau beliau adalah pendekar keikhlasan mengurus Muhammadiyah, mengikuti rapat ke Daerah Muhammadiyah menggunakan uang sendiri. Beliau beliau itu tidak teriak teriak bila menggunakan uang pribadi untuk kepentingan Muhammadiyah, sikapnya diam dan senyap, seolah olah jangan sampai ada orang yang tahu, yang menarik ibu ibu Aisyiyah mendukung suaminya untuk mengurus Muhammadiyah.
Kepala sekolah SD Muhammadiyah saya kebetulan berasal dari Yogyakarta bernama Bapak K Saleh jam 06.30 naik sepeda onthel sudah sampai disekolah langsung menyapu kantornya yang berrukuran 3x3 dan mempersiapkan materi pelajaran. Begitu juga dengan guru guru yang lain naik sepeda onthel paling tidak 5 sampai dengan 7 km setiap hari menggoes sepeda onthel mengajar anak peserta didik SD Muhammadiyah Rogojampi.
Hampir dipastikan guru guru kami tidak bergaji karena kamipun sekolah juga tidak membayar. Beliau beliau menjadi guru dengan mengabdi tanpa mengharap imbalan sepeserpun. Namun demikian guru guru kami tidak pernah terlambat datang. Ketika bapak K Saleh sudah mulai sepuh diganti oleh pak haji Rahmat Azis dari desa lateng, setiap hari datang kesekolah dengan sangat sabar bersama guru yang lain mendidik kami.
Kami berterima kasih kepada bapak K Saleh dari Rogojsmpi , Bapak Rahmat Azis Bapak Subandi, Bapak Ikhsan dari Lateng , Bapak Isnadi Laban Asem ibu Nur dari Rogojampi dan bapak Zainul Fatah dari Rogojampi yang setiap hari mendidik kami dengan sabar dan terus semangat semoga amal ibadah beliau ditetima disisiNya aamiin. Karena dari beliaulah kami mendapat dasar dasar ilmu pengetahuan umum dan ilmu pengetahuan agama dengan sangat baik seperti mengalirnya air telaga yang luas memancarkan ilmunya kepada pikiran dan hati kami. Peristiwa itu sudah berlalu selama 43 tahun tapi apa yang diajarkan masih membekas dalam relung hati kami.
Disamping kami mendapat pengalaman akan kesederhanaan guru guru kami. Kami juga diperlihatkan oleh kesederhanaan pejuang para medis yang sangat ikhlas bekerja untuk BKIA PKU Muhammadiyah Rogojampi beliau adalah Bapak Ramin dan Bapak Mario dan yang lain, waktunya dihabiskan untuk mengurus BKIA PKU Muhammadiyah sampai akhir hayatnya.
Pengurus masjid at taqwa bapak Baharudin juga mendedikasikan hidupnya untuk mengurus masjid beserta bapak yang lain, demikian juga bapak Suparman dan pak Asep sebagai pimpinan cabang Muhammadiyah Rogojampi dengan hidup yang sederhana mampu mengelola Muhammadiyah cabang Rogojampi dengan sangat baik, demikian juga pemimpin Muhammadiyah dari generasi berikutnya.
Tidak itu saja warga Muhammadiyah seluruhnya rata rata hidup sederhana dan kompak serta gemar URUNAN untuk membangun Muhammadiyah.
Jadi amatlah keliru kalau ada tuduhan Muhammadiyah besar di bantu pemerintah dibantu dari luar. Yang saya tahu Muhammadiyah besar karena hadirnya pejuang pejuang dengan jiwa jiwa yang sadar penuh keikhlasan dengan semangat menggalakkan URUNAN sedikit demi sedikit.
Jiwa jiwa suka rela ber-Islam melalui Muhammadiyah didedikasikan hanya untuk mencari ridho Allah adalah pondasi majunya Muhammadiyah. Yang saya kagumi dari warga Muhammadiyah adalah tidak ada yang berebut ingin menjadi pimpinan atau pengurus, regenerasi kepemimpinan tumbuh dengan baik, kaderisasi juga berjalan tanpa halangan.
Meskipun tidak berebut kepemimpinan, kalau mendapat amanah warga Muhammadiyah tidak lari dari gelanggang, tapi diterima sebagai sebuah amanah dari organisasi untuk dijalankan sebaik baiknya.
Di Muhammadiyah tempat kami, orang tua di Muhammadiyah mempercayakan sama yang muda untuk mengelola organisasi, kepercayaan penuh kepada yang muda membuat Muhammadiyah mudah beradaptasi dan cepat tumbuh berkembang menghadapi tantangan jaman.
Muhammadiyah adalah organisasi yang hidup, birokrasinya simpel orang-orangnya terpelajar, jujur dan amanah. Hubungan vertikal dari rantinting ke cabang ke daerah ke wilayah dan ke pusat berjalan dengan baik. Jadi tidak heran kalau orang Muhammadiyah di pedesaan mengenal pimpinan Muhammadiyah.
Itu sekilas keadaan warga dan pimpinan Muhammadiyah dikampungku. Saya terkejut ketika saya kuliah di universitas Muhammadiyah Malang. Kesederhanaan keikhlasan warga Muhammadiyah dan pimpinan Muhammadiyah baik struktural dan di AUM saya melihat terpancar dalam cahaya wajah wajah yang basah oleh air wudlu dan bekas sudjud.
Pimpinan UMM seperti pak Malik Fadjar, pak Imam Suprayogo, pak Sukiyanto pak Muhadjir Effendy serta pak Abdulah Hasyim adalah pribadi yang sederhana yang selalu menjadi teladan kami.
Ada begerapa dosen yang gajinya tidak diambil bertahun tahun, ada dosen bila menganbil gaji uang gajinya digunakan untuk memfoto copy pelajaran teman teman sungguh indah dalam bermuhammadiyah.
Demikian juga ibu ibu Aisyiyah selalu kompak membantu IMM bila mengadakan pengkaderan. Ikut sibuk menyiapkan berbagai hidangan konsumsi. Bermuhammadiyah sungguh membuat hati ini menjadi bergembira.
Tidak itu saja saya juga dikejutkan oleh sikap sederhananya pak AR Fahrudin ketua PP Muhammadiyah saat itu. Seorang ketua PP Muhammadiyah tidak mau diperlakukan istimewa. Suatu ketika saya diajak mas Khoirul Abadi mengikuti ceramah pak AR saya bersalaman saya cium tangannya, beliau menolak dan membisikkan kepada saya cium tangan bapak dsn ibumu dirumah, saya langsung 😥😥 nggak terasa neneteskan air mata ketika itu. Sungguh seorang pemimpin yang berakhlak luhur, berakhlak mulia. Ketika pak AR Fahrudin dikota Malang saya dengan mas Bambang Purnomo aktifis IMM kala itu pinging ketemu pak AR saya dapat info kalau beliau menginap di rumah warga Muhammadiyah kita berdua bertemu beliau kami berdua bersalaman tapi nggak berani cium tangan. Beliau duduk diatas tikar sambil mendengarkan beliau memberi nasehat kepada kami. Demikian juga dangan pimpinan Muhammadiyah kini yaitu bapak Haedar Nashir selalu bersahaja dengan kesederhanaanya.
Atas pengalaman itu saya pulang kampung, menyampaikan kepada ibuku yang aktifis Aisyiyah " bu saya ketemu Pak AR di Malang, beliau mengatakan 'agar saya selaku cium tangan sama ibu dan bapak', sambil meneteskan sir mata saya ceritera pada ibu sungguh mulia sekali beliau bu kataku" dan ibuku bergumam "pak AR adalah pimpinanku, beliau adalah orang Sholeh orang taat, dan kami semua hormat dengan beliau"
Di Muhammadiyah tidak ada sekat, tidak ada jarak antara pimpinan dan warga. Apakah ditingkat ranting, cabang sampai ditingkat pimpinan pusat. Ini adalah pengalaman yang luar biasa.
Zuhud ini bentuk kecintaan kepada akhirat. Zuhud terhadap dunia bukan berarti pula mengharamkan segala yang halal dan bukan juga menyia-nyiakan harta. perkara-perkara duniawi yang tercela dan harus ditinggalkan, serta mana yang boleh didekati untuk kepentingan akhirat.
Lalu lahirlah anggapan bahwa seseorang tidak akan selamat akhiratnya, kecuali jika meninggalkan dunia seisinya. Kalau perlu menyendiri di suatu tempat terpencil, khusus untuk melakukan ibadah sebagai bentuk ketaatan kepada Allah. Sebagian orang menganggap, inilah zuhud yang hakiki.
Perilaku zuhud tidak semata-mata tidak mau memiliki harta dan tidak memikirkan urusan duniawi, tetapi zuhud dalam arti yang sebenarnya merupakan kondisi mental seseorang yang tidak terpengaruh oleh harta dan benda dalam mengabdikan diri kepada Allah SWT. Dengan demikian, betapapun kayanya seseorang mereka tetap hidup dalam keadaan zuhud. Mereka tidak terpengaruh oleh kekayaan tersebut dalam mengabdikan diri kepada Allah, mereka juga polo menggunakan harta tersebut untuk mendekatkan diri dan beribadah kepada Allah SWT.
“Zuhud itu adanya dalam hati. Tidak terikat hati dengan dunia , meskipun di tangannya memiliki banyak harta, pangkat, dan jabatan,” terang Tgk. Safaini yang juga Alumni Dayah Ashabul Yamin, Bakongan ini.
Bahkan Allah SWT sendiri tidak menyuruh hamba-Nya untuk memikirkan akhirat saja, tetapi dunia juga harus kita raih dengan sebaik-baiknya. Sehingga prinsip keseimbangan dunia dan akhirat tetap terjaga.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Sutat Al Qashash ayat 77 yang artinya, “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi”.
Perilaku zuhud juga akan membawa kehidupan seseorang hamba selalu bersyukur terhadap nikmat yang diberikan Allah SWT kepada kita semua baik sedikit ataupun banyak dan sikap menerima itu yang disebut cona'ah.
Selalu berusaha untuk banyak-banyak membelanjakan harta di jalan Allah SWT. Tidak bermewah-mewahan secara berlebihan. Selalu berusaha untuk berpenampilan sederhana, dan tidak sombong serta membanggakan diri sendiri. Lebih mencintai Allah SWT daripada kehidupan di dunia ini
Realita masyarakat Muhammadiyah dikampung halaman dan setelah saya dewasa menyaksikan sendiri bagaimana warga dan pimpinan Muhammadiyah dalam keseharian dipenuhi hidup sederhana, sholeh dan apa adanya. Saya melihat pimpinan Muhammadiyah di Malang yang saya jumpai dari pimpinan dan warga Muhammadiyah selalu sama yaitu sederhana Sholeh amanah ikhlas dan sungguh sungguh dalam berislam.
Dari itu kiranya tidak berlebihan bahwa pimpinan Muhammadiyah dan warganya banyak yang menjalankan kehidupan Zuhud, beliau adalah orang berkepribadian sederhana, amanah, Sholeh, taat, rendah hati, ikhlas dan suka rela. Semoga amal usaha pimpinan Muhammadiyah dan warganya senantiasa dalam berkah Nya aamiin ya rabbal alamin.
By : Agung Wilis
Zuhud merupakan suatu sikap terpuji yang disukai Allah SWT, di mana seseorang lebih mengutamakan cinta akhirat dan tidak terlalu mementingkan urusan dunia atau harta kekayaan.
Kebetulan saya berada di lingkungan Muhammadiyah sejak kecil. Otomatis saya secara intens berinteraksi sosial dengan keluarga besar Muhammadiyah dikota saya tinggal. Meskipun tidak banyak warga daerahku ber-Islam melalui Muhammadiyah, namun warga Muhammadiyah sangat kompak dan hidup sederhana, dan gemar URUNAN bila diajak membangun islam melalui Muhammadiyah.
Banyak warga Muhammadiyah yang mengajar di PAUD,TK, SD, SMP SMK Muhammadiyah, menjadi takmir dan pengurus Muhammadiyah baik dilevel pimpinan tidak ber gaji.
Beliau beliau adalah pendekar keikhlasan mengurus Muhammadiyah, mengikuti rapat ke Daerah Muhammadiyah menggunakan uang sendiri. Beliau beliau itu tidak teriak teriak bila menggunakan uang pribadi untuk kepentingan Muhammadiyah, sikapnya diam dan senyap, seolah olah jangan sampai ada orang yang tahu, yang menarik ibu ibu Aisyiyah mendukung suaminya untuk mengurus Muhammadiyah.
Kepala sekolah SD Muhammadiyah saya kebetulan berasal dari Yogyakarta bernama Bapak K Saleh jam 06.30 naik sepeda onthel sudah sampai disekolah langsung menyapu kantornya yang berrukuran 3x3 dan mempersiapkan materi pelajaran. Begitu juga dengan guru guru yang lain naik sepeda onthel paling tidak 5 sampai dengan 7 km setiap hari menggoes sepeda onthel mengajar anak peserta didik SD Muhammadiyah Rogojampi.
Hampir dipastikan guru guru kami tidak bergaji karena kamipun sekolah juga tidak membayar. Beliau beliau menjadi guru dengan mengabdi tanpa mengharap imbalan sepeserpun. Namun demikian guru guru kami tidak pernah terlambat datang. Ketika bapak K Saleh sudah mulai sepuh diganti oleh pak haji Rahmat Azis dari desa lateng, setiap hari datang kesekolah dengan sangat sabar bersama guru yang lain mendidik kami.
Kami berterima kasih kepada bapak K Saleh dari Rogojsmpi , Bapak Rahmat Azis Bapak Subandi, Bapak Ikhsan dari Lateng , Bapak Isnadi Laban Asem ibu Nur dari Rogojampi dan bapak Zainul Fatah dari Rogojampi yang setiap hari mendidik kami dengan sabar dan terus semangat semoga amal ibadah beliau ditetima disisiNya aamiin. Karena dari beliaulah kami mendapat dasar dasar ilmu pengetahuan umum dan ilmu pengetahuan agama dengan sangat baik seperti mengalirnya air telaga yang luas memancarkan ilmunya kepada pikiran dan hati kami. Peristiwa itu sudah berlalu selama 43 tahun tapi apa yang diajarkan masih membekas dalam relung hati kami.
Disamping kami mendapat pengalaman akan kesederhanaan guru guru kami. Kami juga diperlihatkan oleh kesederhanaan pejuang para medis yang sangat ikhlas bekerja untuk BKIA PKU Muhammadiyah Rogojampi beliau adalah Bapak Ramin dan Bapak Mario dan yang lain, waktunya dihabiskan untuk mengurus BKIA PKU Muhammadiyah sampai akhir hayatnya.
Pengurus masjid at taqwa bapak Baharudin juga mendedikasikan hidupnya untuk mengurus masjid beserta bapak yang lain, demikian juga bapak Suparman dan pak Asep sebagai pimpinan cabang Muhammadiyah Rogojampi dengan hidup yang sederhana mampu mengelola Muhammadiyah cabang Rogojampi dengan sangat baik, demikian juga pemimpin Muhammadiyah dari generasi berikutnya.
Tidak itu saja warga Muhammadiyah seluruhnya rata rata hidup sederhana dan kompak serta gemar URUNAN untuk membangun Muhammadiyah.
Jadi amatlah keliru kalau ada tuduhan Muhammadiyah besar di bantu pemerintah dibantu dari luar. Yang saya tahu Muhammadiyah besar karena hadirnya pejuang pejuang dengan jiwa jiwa yang sadar penuh keikhlasan dengan semangat menggalakkan URUNAN sedikit demi sedikit.
Jiwa jiwa suka rela ber-Islam melalui Muhammadiyah didedikasikan hanya untuk mencari ridho Allah adalah pondasi majunya Muhammadiyah. Yang saya kagumi dari warga Muhammadiyah adalah tidak ada yang berebut ingin menjadi pimpinan atau pengurus, regenerasi kepemimpinan tumbuh dengan baik, kaderisasi juga berjalan tanpa halangan.
Meskipun tidak berebut kepemimpinan, kalau mendapat amanah warga Muhammadiyah tidak lari dari gelanggang, tapi diterima sebagai sebuah amanah dari organisasi untuk dijalankan sebaik baiknya.
Di Muhammadiyah tempat kami, orang tua di Muhammadiyah mempercayakan sama yang muda untuk mengelola organisasi, kepercayaan penuh kepada yang muda membuat Muhammadiyah mudah beradaptasi dan cepat tumbuh berkembang menghadapi tantangan jaman.
Muhammadiyah adalah organisasi yang hidup, birokrasinya simpel orang-orangnya terpelajar, jujur dan amanah. Hubungan vertikal dari rantinting ke cabang ke daerah ke wilayah dan ke pusat berjalan dengan baik. Jadi tidak heran kalau orang Muhammadiyah di pedesaan mengenal pimpinan Muhammadiyah.
Itu sekilas keadaan warga dan pimpinan Muhammadiyah dikampungku. Saya terkejut ketika saya kuliah di universitas Muhammadiyah Malang. Kesederhanaan keikhlasan warga Muhammadiyah dan pimpinan Muhammadiyah baik struktural dan di AUM saya melihat terpancar dalam cahaya wajah wajah yang basah oleh air wudlu dan bekas sudjud.
Pimpinan UMM seperti pak Malik Fadjar, pak Imam Suprayogo, pak Sukiyanto pak Muhadjir Effendy serta pak Abdulah Hasyim adalah pribadi yang sederhana yang selalu menjadi teladan kami.
Ada begerapa dosen yang gajinya tidak diambil bertahun tahun, ada dosen bila menganbil gaji uang gajinya digunakan untuk memfoto copy pelajaran teman teman sungguh indah dalam bermuhammadiyah.
Demikian juga ibu ibu Aisyiyah selalu kompak membantu IMM bila mengadakan pengkaderan. Ikut sibuk menyiapkan berbagai hidangan konsumsi. Bermuhammadiyah sungguh membuat hati ini menjadi bergembira.
Tidak itu saja saya juga dikejutkan oleh sikap sederhananya pak AR Fahrudin ketua PP Muhammadiyah saat itu. Seorang ketua PP Muhammadiyah tidak mau diperlakukan istimewa. Suatu ketika saya diajak mas Khoirul Abadi mengikuti ceramah pak AR saya bersalaman saya cium tangannya, beliau menolak dan membisikkan kepada saya cium tangan bapak dsn ibumu dirumah, saya langsung 😥😥 nggak terasa neneteskan air mata ketika itu. Sungguh seorang pemimpin yang berakhlak luhur, berakhlak mulia. Ketika pak AR Fahrudin dikota Malang saya dengan mas Bambang Purnomo aktifis IMM kala itu pinging ketemu pak AR saya dapat info kalau beliau menginap di rumah warga Muhammadiyah kita berdua bertemu beliau kami berdua bersalaman tapi nggak berani cium tangan. Beliau duduk diatas tikar sambil mendengarkan beliau memberi nasehat kepada kami. Demikian juga dangan pimpinan Muhammadiyah kini yaitu bapak Haedar Nashir selalu bersahaja dengan kesederhanaanya.
Atas pengalaman itu saya pulang kampung, menyampaikan kepada ibuku yang aktifis Aisyiyah " bu saya ketemu Pak AR di Malang, beliau mengatakan 'agar saya selaku cium tangan sama ibu dan bapak', sambil meneteskan sir mata saya ceritera pada ibu sungguh mulia sekali beliau bu kataku" dan ibuku bergumam "pak AR adalah pimpinanku, beliau adalah orang Sholeh orang taat, dan kami semua hormat dengan beliau"
Di Muhammadiyah tidak ada sekat, tidak ada jarak antara pimpinan dan warga. Apakah ditingkat ranting, cabang sampai ditingkat pimpinan pusat. Ini adalah pengalaman yang luar biasa.
Zuhud ini bentuk kecintaan kepada akhirat. Zuhud terhadap dunia bukan berarti pula mengharamkan segala yang halal dan bukan juga menyia-nyiakan harta. perkara-perkara duniawi yang tercela dan harus ditinggalkan, serta mana yang boleh didekati untuk kepentingan akhirat.
Lalu lahirlah anggapan bahwa seseorang tidak akan selamat akhiratnya, kecuali jika meninggalkan dunia seisinya. Kalau perlu menyendiri di suatu tempat terpencil, khusus untuk melakukan ibadah sebagai bentuk ketaatan kepada Allah. Sebagian orang menganggap, inilah zuhud yang hakiki.
Perilaku zuhud tidak semata-mata tidak mau memiliki harta dan tidak memikirkan urusan duniawi, tetapi zuhud dalam arti yang sebenarnya merupakan kondisi mental seseorang yang tidak terpengaruh oleh harta dan benda dalam mengabdikan diri kepada Allah SWT. Dengan demikian, betapapun kayanya seseorang mereka tetap hidup dalam keadaan zuhud. Mereka tidak terpengaruh oleh kekayaan tersebut dalam mengabdikan diri kepada Allah, mereka juga polo menggunakan harta tersebut untuk mendekatkan diri dan beribadah kepada Allah SWT.
“Zuhud itu adanya dalam hati. Tidak terikat hati dengan dunia , meskipun di tangannya memiliki banyak harta, pangkat, dan jabatan,” terang Tgk. Safaini yang juga Alumni Dayah Ashabul Yamin, Bakongan ini.
Bahkan Allah SWT sendiri tidak menyuruh hamba-Nya untuk memikirkan akhirat saja, tetapi dunia juga harus kita raih dengan sebaik-baiknya. Sehingga prinsip keseimbangan dunia dan akhirat tetap terjaga.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Sutat Al Qashash ayat 77 yang artinya, “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi”.
Perilaku zuhud juga akan membawa kehidupan seseorang hamba selalu bersyukur terhadap nikmat yang diberikan Allah SWT kepada kita semua baik sedikit ataupun banyak dan sikap menerima itu yang disebut cona'ah.
Selalu berusaha untuk banyak-banyak membelanjakan harta di jalan Allah SWT. Tidak bermewah-mewahan secara berlebihan. Selalu berusaha untuk berpenampilan sederhana, dan tidak sombong serta membanggakan diri sendiri. Lebih mencintai Allah SWT daripada kehidupan di dunia ini
Realita masyarakat Muhammadiyah dikampung halaman dan setelah saya dewasa menyaksikan sendiri bagaimana warga dan pimpinan Muhammadiyah dalam keseharian dipenuhi hidup sederhana, sholeh dan apa adanya. Saya melihat pimpinan Muhammadiyah di Malang yang saya jumpai dari pimpinan dan warga Muhammadiyah selalu sama yaitu sederhana Sholeh amanah ikhlas dan sungguh sungguh dalam berislam.
Dari itu kiranya tidak berlebihan bahwa pimpinan Muhammadiyah dan warganya banyak yang menjalankan kehidupan Zuhud, beliau adalah orang berkepribadian sederhana, amanah, Sholeh, taat, rendah hati, ikhlas dan suka rela. Semoga amal usaha pimpinan Muhammadiyah dan warganya senantiasa dalam berkah Nya aamiin ya rabbal alamin.
By : Agung Wilis
Posting Komentar